Selasa, 27 Desember 2011

PENGELOLAAN KELAS


BAB X
PENGELOLAAN KELAS


A.    Peranan Guru dalam Pengelolaan Kelas
Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Adapun peran guru dalam pengelolaan kelas adalah:
  1. Memelihara lingkungan fisik kelas
  2. Mengarahkan dan membimbing proses intelektual dan sosial siswa di dalam kelas.
  3. Mampu memimpin kegiatan pembelajaran yang efisien dan efektif.
Sedangkan tugas-tugas yang harus ditanggung oleh seorang guru dalam mengelola kelas adalah:
  1. Sebagai manajer. Guru merupakan pemimpin utama dalam kelas.
  2. Sebagai pendidik. Guru bertugas dalam membentuk sikap, watak dan mental siswa.
  3. Sebagai pengajar. Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Secara prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas. Tugas sekaligus masalah pertama yakni pengajaran, dimaksudkan segala usaha membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Sebaliknya masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan ondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indicator kegagalan tersebut antara lain prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar yang ditentukan. Karena itu setiap guru dituntut memiliki kemampuan dalam mengelola kelas. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif selain menerapkan prinsip-prinsip pengelola juga kiat-kiat untuk mengatasi kendala tersebut adalah:
  1. Guru tidak  boleh campur tangan yang berlebihan terhadap siswa.
  2. Guru jangan sampai kehilangan konsentrasi yang dapat menimbulkan  kesenyapan atau pembicaraan  terhenti secara tiba-tiba.
  3. Hindari ketidaktepatan menandai dan mengakhiri suatu kegiatan artinya guru harus tepat waktu.
  4. Guru harus dapat mengelola waktu yang berkaitan dengan disiplin diri siswa.
  5. Berilah penjelasan yang jelas, sederhana, sistematis dan tidak bertele-tele atau mengulang-ulang penjelasan karena dapat menimbulkan kebosanan.

Hakikat Penataan Kelas
  1. Pengaturan dan penataan kelas mencakup:
-          Pengaturan siswa
-          Lingkungan fisik
-          Penggunaan ruangan
-          Pemanfaatan sumber belajar yang berasal dari lingkungan karena itu setiap guru dituntut untuk trampil dan kreatif serta peka terhadap suasana kelasnya.
  1. Penataan lingkungan fisik yang efektif sangat mempengaruhi basis belajar siswa dan pencapaian tujuan pembelajaran. Keefektifan lingkungan kelas dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas minimal dalam pengelolaan kelas seperti jumlah kelas dan besarnya ruang kelas serta adanya cirri—ciri produktif.
  2. Ruang kelas secara tidak langsung mempengaruhi tumbuh kembangnya siswa baik fisik maupun mental, intelektual, emosional dan sosialnya.



B.     Pengorganisasian Siswa
Pengorganisasian belajar siswa dibagi menjadi tiga jenis yaitu pembelajaran individual, klasikal dan kelompok. Pada pembelajaran individual, guru memberi bantuan individual secara umum. Adapun tujuan pengajaran secara individual yang menonjol adalah pemberian keluasaan siswa untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri dan pengembangan kemampuan tiap individu secara optimal. Pembelajaran ini berorientasi pada pemberian bantuan pada setiap siswa agar ia dapat belajar secara mandiri.  Program pembelajaran individual cocok bagi siswa SLTP ke atas.
Pembelajaran klasikal merupakan kemampuan guru yang utama dan kegiatan mengajar yang tergolong efisien, karena secara ekonomis karena pembiayaan kelas lebih murah. Kemampuan yang akan dicapai dalam pembelajaran adalah tujuan pembelajaran. Ada kesenjangan antara kemampuan prabelajar dengan kemampuan yang akan dicapai. Kesenjangan tersebut dapat dicapai berkat belajar bahan ajar tertentu.

C.    Pengertian Pendekatan pembelajaran Humanistik
Pendekatan pembelajaran humanistic memandang manusia sebagai subjek yang bebas merdeka untuk menentukan arah hidupnya. Pendidik tidak berperan sebagai guru melainkan fasilitator dan partner dialog; pendekatan reflektif mengajak peserta didik untuk berdialog dengan dirinya sendiri, pendekatan ekspresif mengajak peserta didik untuk mengekspresikan diri dengan segala potensinya (realisasi dan aktualisasi diri).


Pertanyaan:
1.      Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pengelolaan kelas?
Jawab: kendala-kendala dalam pengelolaan kelas antara lain guru terlalu ikut campur terhadap siswa, guru terkadang kehilangan konsentrasi dalam penyampaian, guru sering mengulang-ulang penjelasan sehingga membosankan siswa.
2.      Apa sajakah cirri-ciri produktif itu?
Jawab: ciri-ciri produktif anttara lain:
-          tugas-tugas siswa dapat dikerjakan tepat waktu
-          kesadaran yang tinggi untuk berdisiplin.
-          Memungkinkan terjadinya interaksi yang dinamis antara guru dan siswa.
-          Sportifitas, kreatifitas dan antusias siswa yang tinggi dapat terjaga dengan baik.
-          Memungkinkan terjadinya kerjasama yang solid antara siswa dan guru.
-          Dapat mencapai hasil yang optimal.
3.      Apa saja yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas?
Jawab:  Yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah keadaan gurunya, keadaan kelasnya dan lingkungan kelas.

















DAFTAR PUSTAKA



AECT. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: PAU-UT dan CV. Rajawali.
Anastasi, Anne. 1989. Bidang-Bidang Psikologi Terapan (Terjemahan Aryatmi Siswahardjono, dkk). Jakarta: Rajawali Press.
Arikunto, Suharsimi. 1988. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Debdikbud.
Arikunto, Suharsimi. 1990. Dasar-Dasar Evaluasi  Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Biggs, Johns B. Dan Telfer, Ross. 1987. The Process of Learning. Sydney: Prentic-Hall of Australia Pty Ltd.
Bloom, Benjamin S.,et. Al..1961. Evaluation to Improve Learning. New York:  INC; Grow-Hall Book Company.
Gredler, Margeret E. Bell. 1991. Belajar dan Membelajarkan (Penerjemah Munandir). Jakarta: PAU-UT dan CV Rajawali Press.
Bondi, Joseph dan John Wiles. 1989. Curriculum Development: A Guide to Practice. Columbus: Merrill Pulishing Company, A Bell dan Howel information Company.
Raka Joni. 1983. Wawasan Kependidikan Guru. Jakarta: Debdikbud.





Jumat, 23 Desember 2011

stategi pembelajaran


BAB V
STRATEGI PEMBELAJARAN

A.    Hakikat Strategi Pembelajaran
Ada empat strategi dasar dalam pendidikan:
  1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
  2. Memilih system pendekatan belajar mengajarkan berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
  3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran yang paling efektif dan tepat sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.
  4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau criteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru Berdasarkan pernyataan di atas, dapat simpulkan bahwa pedoman pembuatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku.
2.      Memilih cara pendekatan pembelajaran.
3.      Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
4.      Menetapkan norma-norma atau criteria keberhasilan guru

B.     Klasifikasi Strategi Pmbelajaran
  1. Konsep dasar strategi pembelajaran
  2. Sasaran kegiatan pembelajaran
  3. Pembelajaran sebagai suatu system
  4. Hakikat proses pembelajaran
  5. Entering Behavior siswa
  6. Pola-pola belajar siswa
  7. Memilih system pembelajaran
  8. Pengorganisasia kelompok belajar
  9. Implementasi pembelajaran
C.    Macam-Macam Strategi Pembelajaran
Macam-macam strategi yang digunakan oleh pendidik dalam pembelajaran, yaitu:
  1. Strategi Ekspositori
Yaitu strategi yang proses belajarnya lebih di dominasi oleh guru, gurunya yang aktif sedangkan peserta didik hanya sebagai penerima saja, dengan prosedur pembelajaran sebagai berikut:
a.       Preparasi: guru menjelaskan (preparasi) bahan selengkapnya secara sistematis dan rapi.
b.      Apersepsi: guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian anak didik kepada materi yang akan diajarkan.
c.       Presentasi: guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah atau menyuruh anak didik untuk membaca bahan yang telah disiapkan dari buku teks tertentu atau yang ditulis guru sendiri.
d.      Resitasi: guru bertanya dan anak didik menjawab sesuai dengan bahan yang telah dipelajari atau menyuruh siswa menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri.
  1. Strategi Inkuiri
Adapun prosedur dari strategi inkuiri ini adalah sebagai berikut:
a.       Guru membagi tugas atau masalah.
b.      Siswa di bagi dalam kelompok.
c.       Setiap kelompok diharuskan mengerjakan tugas yang diberikan.
d.      Mempelajari, meneliti dan membahas materi atau tugas yang diberikan.
e.       Mendiskusikan bahan, dan tugas akhir adalah membuat laporan.
Tujuan dari strategi inkuiri ini adalah sebagai berikut:
a.       Siswa terangsang oleh tugas yang diberikan.
b.      Siswa aktif mencari serta meneliti problem solved.
c.       Mampu mengemukakan pendapat dan merumuskan.
d.      Dapat berdebat, musyawarah dan mempertahankan opininya.
Strategi inkuiri ini merangsang siswa untuk dapat berpikir secara ilmiah karena siswa mampu merumuskan masalah, merencana eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa hasil eksperimen dan dapat menarik kesimpulan akhir dari eksperimen yang dilakukan.
Keunggulan strategi inkuiri adalah sebagai berikut:
a.       Dapat membentuk dan mengembangkan self-consept siswa.
b.      Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer situasi proses belajar.
c.       Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur dan terbuka.
d.      Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
e.       Memberi kepuasan yang bersifat instrinsik.
f.       Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
g.      Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan siswa.
h.      Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
i.        Siswa dapat menghindari dari cara belajar yang tradisional.
j.        Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Adapun kegiatan-kegiatan yang ada dalam strategi pembelajaran inkuiri yaitu aebagai berikut:
1.      Membimbing kegiatan laboraturium.
2.      Modifikasi inquiry.
3.      Kebebasan inquiry.
4.      Inquiry pendekatan peranan.
5.      Mengundang ke dalam inquiry.
6.      Teka-teki bergambar.
7.      Syntetic lesson.
8.      Kejelasan nilai-nilai.

Kondisi dari kegiatan dengan menggunakan strategi inquiry adalah sebagai berikut:
a.       Kondisi fleksibel, bebas untuk berinteraksi.
b.      Akan tercipta kondisi lingkungan yang kondusif.
c.       Menciptakan suasana yang memudahkan siswa untuk berkonsentrasi dalam belajar dan lebih focus.
d.      Akan tecipta kondisi belajar  ayang bebas dari tekanan.
Adapun peranan guru dalam strategi pembelajaran inquiry adalah:
a.       Menstimulir dan menantang siswa untuk berpikir.
b.      Memberikan fleksibilitas atau kebebasan untuk berinisiatif dan bertindak.
c.       Memberi dukungan untuk inquiry.
d.      Menentukan diagnsa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya.
e.       Mengidentifikasi dan menggukan teach able moment sebaik-baiknya.
Beberapa rangsangan yang digunakan dalam strategi pembelajaran inquiry adalah sebagia berikut:
-          Otonomi siswa
-          Kebebasan dan mendukung siswa.
-          Sikap keterbukaan
-          Percaya pada diri sendiri dan kesadaran akan harga diri.
-          Self-consept
-          Pengalaman inquiry terlibat dalam masalah-masalah.

3.   Contextual Teaching Learning (CTL)
Yaitu system belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa seorang pembelajar akan mau dan mampu menyerap materi pelajaran jika  mereka dapat menangkap makna pelajaran. Peranan CTL dalam pembelajaran:
-          Pengajarannya berbasis problem.
-          Menggunakan konteks yang  beragam
-          Mempertimbangkan kebhinekaan atau keragaman siswa.
-          Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri.
-          Belajar melalui kolaborasi.
-          Menggunakan penilaian autentik.
-          Mengejar standar tinggi
Istilah-istilah yang ada dalam strategi pembelajaran CTL:
Ø  Teaching: refleksi system kepribadian sang guru yang bertindak secara professional.
Ø  Learning: refleksi system kepribadian siswa yng menunjukan perilaku yang terkait dengan tugas yang diberikan.
Ø  Instruction: system sosial tempat berlangsungnya KBM.
Ø  Curriculum: system sosial yang berujung pada sebuah rencana untuk pengajaran.


Pertanyaan:
1.      Pada jenjang pendidikan tingkat apa strategi eksporitori, inquiri dan CTL cocok digunakan?
Jawab:  Sebenarnya ketiga strategi tersebut cocok digunakan pada semua jenjang pendidikan, karena penggunaannya tergantung pada materi yang diajarkan.