Senin, 09 Januari 2012

KURIKUKULUM MUATAN LOKAL

KURIKULUM MUATAN LOKAL A. Latar belakang Indonesia terdiri dari 3500 buah pulau yang dihuni oleh bebegai suku bangsa yang mempunyai berbagai macam adat-istiadat ,bangsa ,kebudayaan ,agam ,kepercayaan ,dan sebagainya. Penyusunan kurikulum atas dasar acuan keadaan masyarakat di indonesiakat tersebut disebut “Kurikulum muatan local”.kurikulum muatan local keberadaan di Indonesia telah di kuatkan dengan surat keputusan. Kurikulum mengacu pada: 1. Lembaga Pendidikan di bawahnya 2. Lembaga pendidikan di atasnya 3. Masyarakat B. Pengertian Muatan Lokal Menurut surat sebelumnya yang dimaksud dengan kurikulum muatan local ialah program pendidikan yang isi dan media penyampaianya dikatkan dengan lingkungan alam dan lingjungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid di daerah itu. 1. Lingkungan Alam Fisik a) lingkungan fisik alami ,misalnya : daerah rural,urban,semirural, dan semiurban. b) lingkungan fisik buatan,misalnya:lingkungan dekat pabrik,pasar, pariwisata, jalan besar, pelabuhan , dan sebaginya. 2. Lingkungan masyarakat Dalam lingkungan masyarakat ini menurut Prof.A. Sigit terdapat dalam tujuh lapangan hidup,yaitu : a) Masyarakat yang berlapangan dalam bidang ekonomi . b) Masyarakat yang berlapangan hidup di bidang politik. c) Masyarakat yang berlapangan hidup di bidang keagamaan d) Masyarakat yang berlapangan hidup di bidang ilmu pengetahuan e) Masyarakat yang berlapangan hidup di bidang olahraga f) Masyarakat yang berlapangan hidup di bidang kekeluargaan C. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan .adapun yang langsung dapat di paparkan dalam muatan local atas dasar tujuan tersebut diantaranya ialah : 1. Berbudi pekerti luhur : sopan santun di samping sopan santun nasional. 2. Berkepribadian: punya jati diri-punya kepribadian daerah disamping kepribadian nasional. 3. Mandiri : dapat mencukupi diri sendiri tanpa bantuan orang lain. 4. Terampi l:menguasai 10 segi PKK di daerahnya. 5. Beretos kerja : cinta akan kerja ,berkarya ,dapat menggunakan waktu terulang untuk bebuat yang berguna. 6. Professional : dapat mengerjakan kerajinan yang khas daerah. 7. Produktif : dapat berbuat sebagai produsen dan bukan hanya sebagai konsumen. 8. Sehat jasmani dan rohani:karma suka bekerja dengan sendirinya akan menjadi sehat jasmani dan rohani. 9. Cinta lingkungan:karma memerhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan maka denga sendirinya akan cinta lingkugan yang akhirnya akan cinta tanah air. 10. Kesetiawaan social: dalam hal berkarya manusia selalu membutuhkan,teman kerja, oleh karenanya akan terjadi situasi kerja sama atau gotong royong. 11. Kreatif inovatif untuk hidup: karma tidak pernah menyiakan waktu terulang ,yang bersangkutan selalu akan berbuat secara ndregil,dapat rezki, akibatnya menjadi orang yang ulet , tekun, rajin,dan sebagainya. 12. Mementingkan pekerjaan yang peraktis: menghilangkan gaps antara lapangan tiori dan praktek. 13. Rasa cinta budaya/tanah air. 1. Sumber Bahan Muatan Lokal Sesuai dengan adanya berbagai sumber bahan ajar,sumber bahan muatan local pun dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut : a) Narasumber 1. Guru itu sendiri yang mungkin yang sudah mempunyai berbagai pengalaman dan berbagai keterampilan. 2. Peserta didik itu sendiri: Yaitu berbagai keahlian seperti pada butir a, dan beberapa keterampilan bawaan dari rumah. 3. Narasumber yang lain yang ada di sekitar yang mungkin dapat didatangi maupun didatangkan. b) Software Sofwer yaitu suatu sumber bahn yang terdapat pada berbagai tulisan,misalnya buku cara bertanam,berternak,cara membuat DSB.Mungkin juga berupa berbagai macam film dokumentasi yang sengaja dibuat untuk berbagai sumber bahan muatan local. c) Hardware Hardwere yaitu suatu bahan ajaran yang sifatnya dapat diamati dan daoat diraba ,misalnya keris, tombak dan sebaginya. d) Lingkungan Berbagai sumber bahan ajaran yang ada di sekitar yang biasanya bersifat histories, misalnya : museum, monument, adat istiadat dan sebagainya. e) Berbagai hasil diskusi oleh berbagai pakar atau narasumber yang relevan. Untuk menentukan bahan selanjutnya perlu adanya permetaan daerah muatan local yang ada.. 1. Garis-Garis besar program pengajaran yang berlaku. 2. Sumber daya yang bersedia. 3. Kekhasan lingkungan alam, lingkungan social, budaya, daerah, dan kebutuhan daerah. 4. Mobilitas murid. 5. Perkembangan dan kemamouan murid. 6. Narasumber yang ada. 2. Sistem Penyampain Dalam memilih suatu metode mengajar tergantung pada: a. Jumlah siswa Siswa akan terbagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan minat mereka.Kemungkinan besar pilihan siswa putri akan lain dengan pilihan siswa putra b. Sifat bahan Bahan muatan local akan mempunyai cirri khas kalo dibandingkan dengan bahan luar muatan local mereka.diantaranya cirri-ciri tersebut ialah: 1. Luas dan urutan bahan tidak kaku. 2. Sebagian besar bahan ajar pelaksanaanya dapat diberikan secara ekstrakulikuler. 3. Guru terdiri atas berbagai nara sumber yang mungkin tidak berprofesi guru. 4. Sebagian besar bahan muatan local dapat dilaksanakn metode :karya wisata,drill,demonstrasi,learn in by doing, sosiodrama bahkan dilaksanakan dengan mengikuti kursus di luar sekolah. Disarankan dalam pelaksanaan metode mengajar memerhatikan hal-hal sbb: Pendekatan : Pedagogis psikologis Strategi : CBSA,problem solving Situasi : Kondusif Bentuk : Membangkitkan c. Media Yang Tersedia Karena bahan beraneka ragam maka perlu adanya berbagai macam media. d. Kesiapan guru Di sekolah dasar pada dasarnya adalah guru kelas.sedangkan guru bidang studi hanya ada dua ,yaitu guru bidang studi agama dan guru bidang studi olahraga. e. Waktu pelaksanaan Dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran atau secara ekstrakulikuler pengawasanya memeng sulit, lagi pula akan terbentur dengan biaya dan belum tentu ada kursus yang siap untuk setiap daerah, terutama pada daerah-daerah terpencil. f. Situasi Situasi setempat memang kadang-kadang bersifat situasional dan kondisional dan kadang-kadang ada daerah yang kaya akan bahan muatan local dan kadang-kadang ada kota-kota besar yang sulit menentukan bhan muatan lokalnya,terutama untuk daerah-daerah elit. 3. Kendala Atau Rintangan Sesuai dengam flow chart pada PROSES PEMBELAJARAN maka Kendal-kendalanya dapat dilihat dari berbagi sudut sebagai berikut : Peserta didik : Minat dan kebutuhan peserta didik sangat heterogen Guru : Baik kuantitas maupun kualitas sangat minim terutama dalam hal metodeloginya. Administrasi : administrasi kurikulum agak ruwed ,penjadwalan ruwed ,lalu lintas nilai berliku-liku Prasarana : buku belum siap, silabus/GBPP belum pernah ada (baru disiapkan),dana yang mendukung belum jelas. Kurikulum :sesuai dengan namany kurikulum muatan local,maka dengan sendirinya setiap daerah mempunyai kurikulum yang berbeda-beda. D. Pengembangan Muatan Lokal Proses pembelajaran disekolah dapat dilaksankan secara instrukkulikuler , kokurikuler,dan ekstrakulikuler. Karena bahan muatan local sifatnya mandiri dan tidak terikat oleh pusat , maka peranan guru dalam melaksanakn proses pembelajaran dalam muatan local ini sangat menentukan . Untuk melaksanakan pengembamgan ,langkah-langkahnya dapat ditempuh sebagai berikut : a. Menyusun perencanaan muatan local. b. Melaksanakn pembinaan. c. Merencanakan pengembangan 1. Menyusun perencanaan muatan local. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran selalu menyagkut berbagai unsure atau komponen yang saling terkait.begitu pula dalam menyusun perencanaan muatan local juga akan menyangkut berbagai sumber; seperti pengajar, metode, media, dana, dan evaluasi.merencanakan bahkan muatan lokalyang akan diajarkan , langkah-langkahnya dapat ditempuh sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi segala sesuatu yang mungkin dapat dijadikan bahan muatan local. 2) Menyeleksi bahan muatan local dengan criteria sebagai berikut : a. sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik. b. tidak bertentengan dengan pancasila dan berbagai peraturan adat-adat yang berlaku. c. letaknya terjangkau dari sekolah. d. ada narasumber baik di dalam maupun diluar sekolah. e. bahan/kegiatan tersebut merupakan cirri khas di daerah itu. 2. Pembinaan dan pengembangan muatan local Meskipun muatan local telah direncanakan dengan terapi mungkin,tetapi dalam pelaksanaanya tentu akan mengalami berbagai hambatan. Atas dasar berbagai pengalaman bagi si pelaksana dan berbagai sarana,kritik,dan anggapan yang merupakan bahan masukan yang sangat berguna bagi revisi bahan muatan local selanjutnya. 3. Pengembangan Muatan local Ada dua pengembangan dalam muatan local ,yaitu: a. pengembangan untuk jangka jauh ,dan b. pengembangan untuk jangka pendek Pengembangan jangka jauh dilaksanakan secara berurutan atau berkesinambungan dari berbagai muatan local yang pernah ada di sekolah-sekolah bawahnya.Jadi perkembangan muatan local dalam jangka jauh ,agar para siswa dapat melatih keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan harapan nantinya.Dapat membantu dirinya sendiri ,keluarga, masyarakat yang akhirnya dapat membantu nusa dan bangsanya. Sedangkan muatan local dalam jangka pendek dapat di lakukan oleh sekolah setempat dengan cara ; menyusun kurikulum muatan local kemudian menyusun GBPP-nya dan direvisi setiap saat .Dalam pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu diperhatikan ,yaitu: a. Perluasan muatan local Dasarnya adalah bahan muatan local yang ada di daerahnya itu yang terdiri dari berbagai jenis muatan local.misalnya:pertanian kalau sdah dianggap cukup ganti perternakan, perikanan, kerajinan,dan sebagainya. b. pendalaman muatan local Dasarnya adalah bahan muatan local yang sudah ada kemudian diperdalam, misalnya:masalah pertanian dibicarakan dan dilaksanakan mengenai bagaimana cara. 4. Pola kehidupan dalam lingkungan alam, dipilih unsur – unsurnya yang perlu dalam program pendidikan kemudian di buat GBPP. E. Evaluasi dealam muatan local Ada dua macam evaluasi dalam pelaksanaan muatan local yaitu: 1. Evaluasi program muatan local ,dan 2. Evaluasi hasil belajar muatan local Untuk evaluasi program muatan local ada 3 langkah: 1. Refletive Evaluation Refletive evaluation pada muatan local yang dievakuasi program muatan local sebelum dilaksanakan di lapangan.Oleh karma yang dievakuasi adalah :konsepnya yang berdasar landaskan tiori ,pengalaman-pengalaman ,berbagai hasil penelitian,argumentasi,pengarahan para pakar, dan pejabat, acuan dari berbagai sumber dan sterusnya, yang kemudian melahirkan surat keputusan Mendikbut No.0412/U/1987 tertanggal 11 Juli 1987. Evaluatornya sebagian besar para penyusun konseo itu sendiri. 2. Formative Evalution Formative Evaluation pada program muatan local yaitu mengevaluasi pada program muatan local pada waktu program tersebut baru dilaksanakan .sesunggiuhnya untuk keperluan ini telah terbit buku petunjuk penerapan muatan local kurikulum di sekolah, tetapi pelaksanaanya masih banyak mengalami berbagai kesulitan. Oleh karena itu menurut penukis perlu: a) Diadakan try-out pada beberapa sekolah yang dapat dianggap representative (mewakili) sekolah lai di daerah itu. Dalam try-out ini akan ditemukan kendala dalam pelaksanaanya.misalnya kesiapan guru, kejelasan, penerapan petunjuk, sarana,dan system penyampaian dana. b) Atas dasar masukan dari butiran maka perlu tidaknya revisi program sesuai dengan kenyataanya. c) Setelah direvisi, baru diadakan desiminasi (perluasan) kesekolahj-sekolah yang lebih luas yang memounyai program muatan local yang sejenis. Para evaluator terdiri atas :para komseptor, guru , supervisor, dan narasumber yang relevan. 3. Summative Evaluation Summative Evaluation dalam muatan local ialah mengevaluasi setel.ah program tersebut selesai dilaksanakan secara menyeluruh. Yng dievaluasi ialah berbagai kegiatan yang ada pada program tersebut disesuaikan dengan tujuan program muatan local yang telah digariskan sebelumnya. Tetapi bagi program studi yang tidak tercantum dalam GBPP dan dilaksankan secara ekstrakulikuler , kiranya berbagi pertamyaan seperti berikut yang perlu dijawab: a) Siapa yang menilai program muatan local tersebut? Jawabanya, yang menilai ialah yang mengajar, yaitu guru-guru bdan berbagai orang yang terlibat dalam proses pembelajaran muatan local. b) Apakah yang dinilai ? Yang dinilai dapat berupa: - Hasil akhir yang berupa hasil nyata dari berbagai pekerjaan (baik hasil konkret maupun yang abstrak) - Prosesnya c) Bagaimana cara menilainya? Bagi program muatan local yang sesuai dengan pokok bahsan dengan GBPP depdiknas sudah ada aturanya d) Kapan mulai penilaian? Penilaian baik secara individual maupun secara kelompok dilakukan setiap saat. e) Bagaimana Standar Penilaian? Standar penilaian program muatan local tergantung pada jenis bidang studinya . untuk bidang studi pertanian, lain dengan peternakan, perikanan, kerajinan,dan sebagainya. KESIMPULAN Kebudayaan nasional yang di dukung oleh berbagai nilai kebudayaan daerah yang luhur beradap, merupakan nilai jati diri yang menjiwai perilaku manuasia dan masyarakat segenap aspek kehidupan, baik dalam lapangan industri, kerajinan, industri rumah tangga, jasa pertanian ( agro industri dan agro bisnis ), perkebunan, perikanan, peternakan, pertahian holtikultural ( sdayur – sayuran, buah – buahan, tanaman hias dan tanaman obat – obatan ), kepariwisataan, pemeliharaan lingkungan hidup sehingga terjadi kesesuaian, keselarasan, dan keseimbangan yang dinamis. Kurikulum selain mengacu pada karakteristik peserta didik, perkembangan ilmu dan teknologi pada zamannya juga mengacu kepada kebutuhan – kebutuhan masyarakat. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii PEMBAHASAN A. Latar Belakang 1 B. Pengertian Muatan lokal 1 C. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal 2 D. Pengembangan Muatan Lokal 6 E. Evaluasi dalam Muatan Lokal 8 KESIMPULAN 11 DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan resume tentang “ Kurikulum Muatan Lokal dalam pembelajaran”, Penulisan resume adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Pengembangan Kurikulum. Dalam Penulisan resume ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan resume ini. Batu Raja, 07 Mei 2011. Penyusun, DAFTAR PUSTAKA Dakir ,Prof. Drs. H. ( 1985 ). Perencanaan dan pengembangan. Jakarta : Rhineka Cipta.

BERBAGAI MACAM PERAWATAN KULT MENGGUNKAN LIDAH BUAYA

Manfaat Lidah Buaya – Oke sobat dengan suana yang cerah dipagi hari ni saya ingin menulis tentang manfaat lidah buaya. Banyak tanaman dinunia ini yang mempunyai khasiat yang sangat hebat dalam menunjang kesehatan kita semuanya. salah satunya yaitu tumbuhan lidah buaya, sudah pada tau belum nih?.. Menurut yang saya baca di wikipedia Lidah Buaya (Aleo Vera) atau dalam bahasa latinnya yaitu Aloe baarbadensis Miller adalah tumbuhan yang dikenal sejak beribu-ribu tahun yang lalu yang bisa digunakan untuk penyubur rambut, penyembuh luka pada tubuh, dan perawatan kulit lainnya. Manfaat Lidah Buaya Yang paling dikenal sejak dahulu, manfaat lidah buaya yaitu digunakan sebagai penyubur rambut sebagaimana yang telah dituliskan di wikipedi tersebut. Dalam perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini, Tumbuhan lidah buaya ini diolah sedemikian rupa sehingga menjadi lebih bermanfaat dalam memanfaatkan khasiat yang terkandung didalamnya dan tumbuhan ini diolah sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan dan sekaligus sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika. Oke saya akan menjabarkan beberapa khsasiat lain yang bisa diambil dari tanaman lidah buaya ini, langsung saja simak dibawah ini: • Merawat Kulit : tumbuhan ini bisa digunakan untuk merawat kulit agar tetap terjaga kelembapannya dan hampir 75% produk kosmetik saat ini mengandung intisari dari gel lidah buaya (aleo vera). • Penyubur rambut: ini dia yang sangat legendaris dari khasiat lidah buaya ini karena bisa digunakan sebagai penyubur rambut. Caranya sangat mudah untuk merawat rambut yang bisa dilakukan yaitu ambil 1 pelah darun lidah buaya dan kemudiankupas kulitnya sampai bersih. Setelah itu rendam dalam air selama 20 menit saja dan gosokkan pada kulit kepala (lakukan malam hari sebelum tidur) setelah itu keesokan hari bisa silahkan keramas dan lakukan ini selama 2 bulan untuk hasil yang maksimal. • Menghilankan Bekas luka : Seperti yang telah saya tulis sebelumnya yaitu tanaman ini bisa digunakan untuk menghilangkan bekas jerawat yang bisa sobat laukan atau praktekkan sendiri. Silahkan dibaca “cara menghilangkan bekas jerawat” untuk melihat cara penggunaannya secara benar dan tepat sasaran. • Menghilangkan Jerawat : Selain dapat menghilangkan bekas luka juga dapat digunakan untuk menghilangkan jerawat. Bagi sobat yang ingin jerawatnya hilang langsung saya baca cara mengunakan lidah buaya sebagai “cara menghilangkan jerawat“. • Luka bakar : Jika sobat terkena luka bakar langsung saja ambil daun lidah buaya dan kemudian kupas kulitnya kemudian bersihkan dengan air. Setelah itu remas sampai hancur dan gunakan untuk mengolesi kulit yang terbakar. Itulah tadi beberapa manfaat lidah buaya yang bisa sobat manfaatkan untuk kesehatan anda, Pengetahuan memang sangat penting khususnya dalam bidang kesehatan karena kesehatan itu mahal harganya jadi kita bisa belajar dan sharing bersama disini untuk menambah wawasan kita. Oke cukup sekian dulu kawan, semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi sobat sekalian dan jangan lupa ya nantikan terus update postingan Blogger

Metodik Dalam Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika diakui penting, tetapi sulit dipelajari. Maka tidak jarang murid yang asalnya menyenangi pelajaran matematika, beberapa bulan kemudian menjadi tidak acuh sikapnya. Mungkin, salah satu penyebabnya adalah cara mengajar guru tidak cocok baginya. Guru hanya mengajar dengan satu metode yang kebetulan tidak cocok dan sukar dimengerti oleh siswa. Dalam kurikulum 1975, demikian juga kurikulum 1984, untuk bidang studi matematika, guru diminta agar tidak mendominasikan kelas dan pengajaran supaya berpusat pada anak. Murid supaya aktif, gembira dan senang belajar matematika. Namun, di lain pihak guru harus pula memperhatikan apakah metode yang sesuai dengan tuntutan itu penerapannya sudah efektif dan efisien. Sebab, waktu yang disediakan untuk bidang studi matematika hanya enam jam perminggu, sedang bahan yang harus diselesaikan sudah ditetapkan, kecuali itu harus pula diperhatikan kesiapan mental murid agar memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dikehendaki sesuai dengan tujuan-tujuan instruksional. Di bawah ini akan dijabarkan bermacam-macam metode pengajaran yang bisa digunakan. Tiap metode tidak berdiri sendiri tanpa terlibatnya metode lain. Misalnya, pada metode ekspositori terlibat ceramah dan tanya jawab. Masing-masing metode mempunyai kekuatan (kebaikan, keunggulan) dan kelemahan (kekurangan). Pemilihan kombinasi metode mengajar yang tepat lebih meningkatkan hasil proses belajar-mengajar. B. Permasalahan C. 1. Pelajaran berjalan membosankan murid-murid menjadi pasif 2. Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat murid tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan 3. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan 4. Perhatian yang mencabang 5. Kurang perhatian atau monoton 6. Kekacauan penafsiran disebabkan berbedanya daya tangkap murid 7. C. Tujuan Untuk mencerdaskan dan memajukan kehidupan suatu bangsa dan negara sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, maka diadakan suatu proses pendidikan atau proses belajar yang akan memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang atau si terdidik kearah kedewasaan dan kematangan. Dengan proses ini akan membawa pengaruh terhadap perkembangan jiwa seseorang anak didik atau peserta dan atau subjek didik ke arah yang lebih dinamis baik terhadap bakat atau pengalaman, moral, intelektual maupun fisik (jasmani) menuju kedewasaan dan kematangan. Tujuan akhir dari pendidikan akan terwujud untuk menumbuhkan dan mengembangkan semua potensi si terdidik secara teratur. D. Manfaat 1. Siswa aktif dalam kegiatan belajar. Karena siswa dapat berpikir dalam menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir. 2. Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. 3. Dapat menumbuhkan kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi hingga minat belajarnya meningkat. 4. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks. BAB II PEMBAHASAN A. Metodik Dalam Pembelajaran Matematika 1. Metode Ceramah Ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjadi searah dari pembicaraan kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan dan pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya. Metode ceramah merupakan metode pengajaran yang paling banyak dipakai, terutama untuk bidang studi non ekstra. Hal ini mungkin dianggap oleh guru sebagai metode mengajar yang paling mudah dilaksanakan. Kalau bahan pelajaran dikuasai dan sudah ditentukan urutan penyampaiannya, guru tinggal menyajikannya di depan kelas. Murid-murid memperhatikan guru berbicara, mencoba menangkap apa isinya dan membuat catatan. Gambaran pengajaran matematika dengan pendekatan ceramah adalah sebagai berikut. Guru mendominasi kegiatan belajar mengajar. Definisi dan rumusnya diberikan. Penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan sendiri oleh guru. Diberitahukannya apa yang harus dikerjakan dan bagaimana menyimpulkannya. Contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan pula sendiri oleh guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh murid. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelasaian yang dilakukan oleh guru. Para pendukung dan pengeritik metode ceramah, antara lain, mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Kekuatannya : a. Dapat menampung dalam kelas yang besar b. Konsep yang disajikan secara hirarki akan memberikan fasilitas belajar kepada siswa c. Guru dapat menyampaikan poin-poin secara langsung, hingga waktu dapat digunakan dengan sebaiknya d. Pembelajaran dapat diselesaikan dengan cepat dan mudah e. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran, tidak menghambat dilaksanakannya pelajaran dengan ceramah. Kelemahannya : a. Pelajaran berjalan membosankan murid-murid menjadi pasif b. Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat murid tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan c. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan d. Perhatian yang mencabang e. Kurang perhatian atau monoton f. Kekacauan penafsiran disebabkan berbedanya daya tangkap murid Matematika merupakan ilmu yang memerlukan prasyarat untuk dapat dimengerti. Karena itu kalau akan menggunakan metode ceramah untuk mengajarkan matematika, perlu diperhatikan hal-hal berikut : a. Metode ceramah perlu dipakai, jika : 1) Bertujuan untuk memberikan informasi 2) Materi yang disajikan belum ada dalam sumber-sumber lain 3) Materi sajian telah disesuaikan dengan kemampuan kelompok yang akan menerimanya 4) Materinya menarik atau dibuat menarik 5) Setelah ceramah selesai diadakan cara lain untuk pengendapan agar lebih lama diingat b. Metode ceramah tidak dipakai, bila : 1) Tujuan intruksionalnya bukan hanya memberikan informasi, tetapi misalnya agar murid kreatif, terampil, atau menyangkut aspek kognitif yang lebih tinggi. 2) Diperlukan ingatan yang tahan lama 3) Diperlukan partisipasi aktif dari murid untuk mencapai tujuan instruksional Kemampuan kelas lebih rendah 4) 2. Metode Ekspositori Metode ekspositori sama seperti metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan kepada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Tetapi pada metode eskpositori dominasi guru banyak berkurang. Karena tidak terus menerus bicara. Ia berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal, dan pada waktu-waktu yang diperlukan saja. Murid tidak hanya mendengar dan membuat catatan. Tetapi juga membuat soal latihan dan bertanya kalau tidak mengerti. Guru dapat memeriksa pekerjaaan murid secara individual, menejelaskan lagi kepada murid secara individual atau klasikal. Kalau dibandingkan dominasi guru dalam kegiatan belajar mengajar, metode ceramah lebih terpusat pada guru daripada metode ekspositori. Pada metode ekspositori murid belajar lebih aktif daripada metode ceramah. Murid mengerjakan latihan soal sendiri, mungkin juga saling bertanya dan mengerjakannya bersama dengan temannya, atau disuruh membuatnya di papan tulis. Melihat perbedaan-perbedaan di atas, cara mengerjakan matematika yang pada umunya digunakan para guru matematika adalah lebih tepat dikatakan sebagai menggunakan metode ekspositori daripada ceramah. Yang biasa dinamakan mengajar matematika dengan metode ceramah (seperti yang tercantum dalam satuan pelajaran) menurut penjelasan di atas sebenarnya adalah metode eskpositori, sebab guru memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan murid di kelas. Beberapa hasil penelitian (di Amerika Serikat) menyatakan metode ekspositori merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien. Demikian pula keyakinan sementara ahli teori belajar mengajar, David P. Ausubel berpendapat bahwa metode ekspositori yang baik merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien dalam menanamkan belajar bermakna. Ausubel membedakan belajar menjadi : a. Belajar dengan menerima (reception learning), dan b. Belajar melalui penemuan (discovery learning) Kalau materi yang disajikan kepada murid lengkap sampai bentuk akhir yang berupa rumus atau pola bilangan, maka cara belajar murid dikatakan belajar menerima. Misalnya luas segitiga diberikan lengkap sampai rumus. Pada belajar dengan penemuan, bentuk akhir yang berupa rumus, pola atau aturan itu harus ditemukan sendiri oleh murid. Proses penemuannya dapat dilakukannya sendiri atau dapat pula dengan bimbingan. Belajar dibedakan pula menjadi : a. Belajar dengan menghafal (rote learning), dan b. Belajar dengan pengertian (meaningful learning) c. 3. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi sejenis dengan metode ceramah dan metode ekpositori. Kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru atu guru mendominasi kegiatan belajar mengajar. Tetapi pada metode demonstrasi aktivitas murid lebih banyak lagi dilibatkan . Dengan demikian dominasi guru lebih berkurang lagi. Ciri khas metode demonstrasi tampak dari adanya penonjolan mengenai suatu kemampuan, misalnya kemampuan guru membuktikan teorema, menurunkan rumus atau memecahkan soal cerita. Sedangkan yang berhubungan dengan penggunaan alat, misalnya pemakaian sepasang segitiga untuk menggambarkan dua garis sejajar atau saling tegak lurus, jangka, dan segitiga untuk membuat lukisan-lukisan geometri, penggunaan daftar, missal hitung, atau kalkulator untuk melakukan perhitungan-perhitungan. Setelah demonstrasi selesai, apakah itu dilakukan oleh guru atau oleh murid, hendaknya disusul dengan kegiatan diskusi. Dalam diskusi ini dapat diberikan atau diminta komentar, kritik, saran, atau penjelasan yang berhubungan dengan demonstrasi yang dilakukan. Diskusi ini penting terutama jika demonstrasi dilakukan oleh murid. 4. Metode Drill dan Metode Latihan Banyak alat yang dapat membantu orang untuk dapat berhitung cepat dan cermat. Daftar kuadrat, daftar akar-akar, dekak-dekak, dan kalkulator misalnya. Tetapi berhitung cepat dan cermat tanpa alat di sekolah tetap diperlukan. Karena itu dalam kegiatan belajar ini akan dibicarakan pula metode drill dan metode latihan. Dalam banyak hal kata drill dan latihan merupakan sinonim. Namun di sini kedua kata itu akan dibedakan artinya. Sesudah murid memahami penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan bulat positif sampai 100, akhirnya mereka dituntut untuk dapat mengerjakannya dengan cepat dan cermat. Kemampuan mengenai fakta-fakta dasar berhitung ini tergantung pada ingatan. Cepat mengingat, kemampuan mengingat kembali dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat lisan merupakan hal-hal yang perlu untuk hafal. Kemampuan-kemampuan demikian merupakan tujuan-tujuan metode drill. Lain halnya dengan kemampuan untuk cepat dan cermat menyelesaikan soal seperti : Kemampuan yang diperlukan untuk menyelesaikannya dengan cepat dan cermat tidak diperoleh dengan metode drill. Kecuali hafal fakta-fakta dasar berhitung, diperlukan pula hafal dan terampil menggunakan alogaritma berhitung, dan jika dilakukan tanpa kesalahan akan menghasilkan jawaban yang benar untuk sebuah soal. Misalnya alogaritma menentukan akar hingga satu tempat desimal. Untuk menentukan akar kuadrat sampai satu tempat desimal digunakan prosedur demikian. Prosedur yang pasti dan tetap ini disebut alogaritma menarik akar (kuadrat) yang merupakan salah satu dari alogaritma berhitung. Dalam matematika terdapat banyak prosedur pengerjaan yang pasti dan tetap seperti alogaritma berhitung. Misalnya, dalam aljabar untuk menentukan hasil dari pemangkatan. Sebagai penerapan rumus-rumusnya. Demikian pula prosedur pemfaktoran bentuk. Dalam geometri misalnya cara melukis garis-garis istimewa dalam segitiga ditentukan oleh tiga buah unsurnya. Hafal alogaritma dan prosedur matematika serta cepat dan cermat menggunakannya merupakan tujuan dari metode latihan dalam pengajaran matematika, sedangkan tujuan dari metode drill adalah agar siswa hafal dan cepat dalam fakta-fakta matematika. 5. Metode Tanya Jawab Umumnya pada tiap kegiatan belajar mengajar selalu ada tuanya jawab. Namun, tidak pada setiap kegiatan belajar mengajar dapat disebut menggunakan metode tanya jawab. Misalnya dalam pengajaran dengan metode ekspositori guru mengajukan pertanyaan dan murid memberikan jawaban. Cara mengajar ini tidak dapat disebut menggunakan metode tanya jawab, walaupun sering terjadi tanya jawab. Suatu pengajaran disajikan melalui tanya jawab jika bahan pelajaran disajikan melaui tanya jawab. Dengan metode ini siswa menjadi lebih aktif daripada belajar mengajar dengan metode ekspositori. Sebab, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru harus mereka jawab. Atau mungkin mereka balik bertanya jika ada sesuatu yang tidak jelas baginya. Meskipun aktivitas siswa makin besar, namun kegiatan dan materi pengajaran masih ditentukan menurut keinginan guru. Untuk menghindari keadaan semacam itu, agar siswa aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan metode tanya jawab, guru hendaknya berlaku sebagai berikut : a. Menghargai jawaban, pertanyaan, keluhan atau tindakan siswa bagaimanapun jelek mutunya. Misalnya, ketika kelas sedang membuat soal latihan pemfaktoran bentuk ada seorang anak yang menggangu temannya dengan pertanyaan bagaimana caranya untuk mengubah suku tiga itu menjadi suku empat yang diperlukan. Manakah dari pertanyaan berikut sebaiknya diajukan. “kamu masih juga belum dapat mengerjakan soal sederhana itu ? atau bagus, kamu bertanya sekarang. Kalau tidak, kamu akan mendapat kesukaran dalam pemfaktoran bentuk ax2+bx+c, penyelesaian persamaan dan pertidaksamaan kuadrat. b. Menerima siswa lalu memeriksanya dengan mengajukan pertanyaan. Misalnya, siswa mengerjakan pemfaktoran x2-x-6 = (x+3)(x-2). Pertanyaan diajukan tanpa menyalahkan terlebih dahulu. “Bagaimana caranya kau peroleh hasil itu ? Coba terangkan Walaupun jawaban yang diberikan betul, guru bisa memeriksa cara siswa mengerjakannya. Coba jelaskan bagaimana itu kau peroleh ? Atau coba perlihatkan cara mengerjakannya. Suruhan atau pertanyaan seperti ini berguna untuk memeriksa apakah proses pengerjaan atau berpikir siswa betul. Jika salah dapat segera dibetulkan. c. Mengajukan pertanyaan yang tinggi tarafnya dan lebih bermutu. Misal :  Benarkah ini ?  Apakah jawaban ini benar ?  Mengapa jawabannya demikian ?  Bagaimana cara kau peroleh jawaban itu ?  Dari mana itu dapat kau peroleh ?  Bilamana hal itu terjadi ? Pertanyaan yang jawabannya hanya “Ya”, Tidak, Benar, Salah, Dapat, Tidak Mungkin dan yang sejenisnya digolongkan kepada pertanyaan yang kurang bermutu. Jawaban-jawabannya tidak menyimpulkan pengertian, proses kerja atau proses berpikir. Pada contoh di atas, pertanyaan pertama merupakan pertanyaan yang bermutu. 6. Metode Penemuan Dalam pengajaran matematika yang umumnya bisa dilaksanakan, siswa menerima bahan pelajaran melalui informasi yang disampaikan oleh guru. Cara mengajar informative ini dapat terjadi dengan menggunakan metode ceramah, ekspositori, demonstrasi, tanya jawab atau metode mengajar lainnya. Pada cara ini materi ini disampaikan hingga bentuk akhir, sedangkan cara belajar siswa merupakan belajar dengan menerima (reception learning). misalnya, sifat komutatif perkalian disampaikan sebagai berikut : 2 x 3 = 6 3 x 3 = 6 Maka 2 x 3 = 3 x 2 Hasil kedua bilangan adalah sama, jika urutannya dipertukarkan. Secara umum dikatakan : Untuk setiap dua bilangan a dan b berlaku ab=ba Saat ini disebut sifat penukaran (komutatif) untuk perkalian. Siswa mengetahui sifat komutatif perkalian hingga bentuk akhir, yang dinyatakan dengan ab=ba, karena diberitahu oleh guru. Lain halnya jika guru mengerjakannya dengan menggunakan metode temuan (discovery). Kata penemuan sebagai metode mengajar merupakan penemuan yang dilakukan oleh siswa. Dalam belajarnya ini menemukan sendiri sesuatu hal yang baru. Ini tidak berarti hal yang ditemukannya itu benar-benar baru sebab sudah diketahui oleh orang lain. Berbeda halnya dengan Descrates dulu ketika mula-mula merintis geometri analitik. Ia adalah orang pertama yang menemukan sesuatu yang baru, yaitu kaitan antara aljbar dan geometri dengan ditemukannya sistem koordinat. Kalau seorang anak SD sekarang dalam kegiatan belajarnya berhasil menemukan sendiri bentuk persamaan linier dari garis lurus yang menemui titik-titik tertentu dalam bidang koordinat, ia pun telah menemukan sesuatu yang baru. Tetapi baru di sini adalah baru bagi dirinya saja, karena hal itu sudah dikenal orang. Cara belajar dengan menemukan (discovery learning) ini tidak merupakan cara belajar yang baru. Cara belajar melalui penemuan sudah digunakan puluhan abad yang lalu dan Socrates dianggap orang sebagai pemula yang menggunakan metode ini. Untuk merencanakan pengajaran dengan penemuan hendaknya diperhatikan bahwa : 1. Aktivitas siswa untuk belajar sendiri sangat berpengaruh 2. Hasil (bentuk) akhir yang harus ditemukan sendiri oleh siswa 3. Prasyarat-prasyarat yang diperlukan sudah dimiliki siswa 4. Guru hanya bertindak sebagai pengarah dan pembimbing saja, bukan pemberitahuan. Beberapa kekuatan dan kelemahan dari metode penemuan adalah sebagai berikut : Kekuatannya : 1. Siswa aktif dalam kegiatan belajar. Sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir. 2. Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat. 3. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi hingga minat belajarnya meningkat. 4. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks. 5. Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri. Kelemahannya : 1. Metode ini banyak menyita waktu. Juga tidak menjamin siswa tetap bersemangat mencari penemuan-penemuan. 2. Tidak tipe guru mempunyai selera atau kemampuan mengajar dengan cara penemuan. Kecuali tugas guru sekarang cukup berat. 3. Tidak semua anak mampu melakukan penemuan. Apabila bimbingan guru tidak sesuai dengan kesiapan intelektual siswa, ini dapat merusak struktur pengetahuannya. Juga bimbingan yang terlalu banyak dapat mematikan inisiatifnya. 4. Metode ini tidak dapat digunakan untuk mengajarkan topik. 5. Kelas yang banyak muridnya akan sangat merepotkan guru dalam memberikan bimbingan dan pengarahan belajar dengan metode penemuan. 7. Metode Inkuiri Metode inkuiri adalah metode mengajar yang paling mirip dengan metode penemuan. Beberapa perbedaannya adalah sebagai berikut : Mengajar dengan penemuan biasanya dilakukan dengan ekspositori dalam kelompok kecil (di Laboratorium, Bengkel, atau Kelas). Tetapi mengajar dengan metode inkuiri dapat dilakukan melalui ekspositori, kelompok dan secara sendiri-sendiri. Dalam metode penemuan hasil akhir yang harus ditemukan siswa merupakan suatu yang baru bagi dirinya, tetapi sudah diketahui oleh guru. Tetapi dalam inkuiri hal yang baru itu juga belum dapat diketahui oleh guru. Dalam metode ini selain sebagai pengarah dan pembimbing, guru menjadi sumber informasi data yang diperlukan, siswa masih harus mengumpulkan informasi tambahan, membuat hipotesis dan mengujinya. Dalam metode penemuan siswa diharapkan menemukan sesuatu yang penting. Hasilnya adalah nomor dua. Sebuah contoh pengajaran penemuan dalam geometri adalah menarik jarak antara dua garis sejajar. Sejenis dengan ini, dalam inkuiri adalah menarik jarak antara dua garis yang bersilangan sembarang dalam ruang. Contoh-contoh topic lainnya untuk inkuiri adalah menentukan kepadatan lalu lintas di suatu perempatan, menentukan air yang terbuang percuma dari kran ledeng yang rusak, menentukan banyak air dari suatu aliran sungai. Sebuah tujuan mengajar dengan inkuiri adalah agar siswa tahu dan belajar metode ilmiah dengan inkuiri dan mampu mentransfernya ke dalam situasi lain. Metode ini terdiri atas empat tahap, yaitu : 1. Guru merangsang siswa dengan pertanyaan, masalah, permainan, dan teka-teki. 2. Sebagai jawaban atas rangsangan yang diterimanya, siswa menetukan prosedur mencari dan mengumpulkan informasi atau data yang diperlukannya untuk memecahkan pertanyaan, dan masalah. 3. Siswa menghayati pengetahuan yang diperolehnya dengan inkuiri yang baru dilaksanakan. 8. Metode Permainan Seorang guru menyampaikan pertanyaan berikut kepada murid-muridnya. “Sepuluh ekor burung bertengger pada kawat telpon. Datanglah seorang pemburu lalu ditembaknya burung-burung itu. Sekali tembak kena lima ekor. Berapa burung dibawa pulang oleh pemburu itu ? Bagaimana jawabannya ? Mungkin seorang murid menjawab “Lima“. Alasannya adalah hanya lima ekor burung itu saja yang kena tembak. Murid lain mengatakan tidak ada dengan alasan yang kena tembak hanya ekornya saja. Masih banyak jawaban lain dan semua beralasan pula. Guru lain menyuruh tiap murid menuliskan hitungan sesuai dengan suruhannya tanpa, mengatakan apa yang dihitung. Suruhan tersebut adalah demikian : Tulislah bilangan banyak adikmu Tambah itu dengan tiga Kalikan dua Sekali lagi, kalikan enam Sekarang, bagi empat Terakhir, kurangi delapan Kemudian guru bertanya kepada Andi Guru : berapa hasil yang kau peroleh ? Andi : Sepuluh Guru : jadi adikmu tiga orang, bukan ? Andi : ya, bu Semua anak menyebutkan hasil akhir hitungannya dapat ditebak dengan benar banyak adik oleh masing-masing guru. Kedua contoh di atas merupakan permainan. Hal seperti itu disenangi anak-anak. Yang pertama jawabnya bermacam-macam. Asal alasannya dapat diterima. Yang kedua juga dapat berbeda-beda, tergantung dari hasil bilangan perhitungan yang diperoleh anak-anak. Dalam pengajaran matematika pengajaran matematika, contoh pertama tidak disebut permainan matematika. Macam ini hanya digolongkan kepada teka teki saja. Sedang yang kedua disebut permainan matematika. Permainan matematika adalah suatu kegiatan yang menggembirakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional pengamatan matematika. Tujuan ini dapat menyangkut aspek kognitif, psikomotorik, atau efektif. Walaupun permainan matematika menyenangkan, penggunaannya harus dibatasi, tidak dilaksanakan seingatnya saja. Barangkali sekali-kali dapat juga diberikan untuk mengisi waktu, mengubah suasana “tekanan tinggi”, menimbulkan minat, dan sejenisnya. Seharusnya direncanakan dengan tujuan instruksional yang jelas, tepat penggunannya dan tepat pula waktunya. Metode permainan sama seperti metode-metode mengajar lain memerlukan perumusan tujuan instruksional yang jelas, penilaian topik atau subtopik, perincian kegiatan belajar mengajar, dan lain-lainnya. Sebaiknya dilakukan evaluasi terhadap penggunaan keberhasilan penggunaan tiap permainan diberikan untuk keperluan selanjutnya. Apakah efektif atau hanya menghamburkan waktu saja. Selanjutnya hindari permainan yang hanya bersifat teka-teki atau yang tidak ada nilai matematikanya. Kelemahan lainnya dari metode ini di antaranya adalah : 1. Tidak semua topik dapat disajikan melalui permainan. 2. Memerlukan banyak waktu. 3. Penentuan kalah menang dan bayar membayar dapat berdampak negatif. Mungkin juga terjadi pertengkaran. 4. Menganggu ketenangan belajar di kelas lain 9. Metode Pemberian Tugas Metode ini disebut cukup dengan metode tugas. Tugas yang paling sering diberikan dalam pengajaran matematika adalah pekerjaan rumah yang diartikan sebagai latihan menyelesaikan soal-soal. Kecuali ini dapat pula menyuruh murid-murid mempelajari lebih dahulu topik yang akan dibahas, menyuruh mencari bukti lain dari sebuah teorema, menyuruh membaca sejarah perkembangan geometri pada zaman mesir purba, dan lain-lain. Metode tugas mengisyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya pertanggungjawaban murid. Tugas ini dapat berbentuk suruhan-suruhan guru seperti contoh-contoh di atas. Tetapi dapat pula timbul atas inisiatif murid setelah disetujui oleh guru. Hasilnya dapat lisan atau tulisan. Cara menilai hasil tugas tertulis kadang-kadang menimbulkan kesukaran. Bagaimana memberi nilai kepada seorang murid jika ia bekerja dalam kelompok ? Ataukah hanya tercantum namanya saja sebagai anggota kelompok ? Jika laporan tertulis dibuat oleh tiap murid, apakah kita akan menilai prestasi seorang murid begitu saja berdasarkan hasil yang diserahkannya ? Mungkin tulisannya benar tulisan murid itu sendiri, tetapi tidak tertutup kemungkinan apa yang ditulisnya adalah hasil pekerjaan temannya atau orang lain. Agar penilaian lebih objektif dan menimbulkan rasa tanggungjawab, perlu dicek dengan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai hasil pekerjaan yang dikumpulkan. Maksud pemberian soal-soal pekerjaan rumah adalah agar murid terampil menyelesaikan soal, lebih memahami, dan mendalami pelajaran yang diberikan di sekolah. Selain itu juga agar murid biasa belajar sendiri, menumbuhan rasa tanggungjawab, dan sikap positif terhadap matematika. Karena itu janganlah memberi tugas yang terlalu sukar sehingga murid tidak mempunyai waktu untuk melakukan tugas lain dari sekolah atau kegiatan lain di luar sekolah. Juga jangan memberikan soal terlalu banyak, walaupun mudah. Sering memberikan soal-soal yang banyak dan sukar dapat mengakibatkan murid putus asa. Komposisi soal hendaknya terdiri atas yang mudah, sedang, sukar dan tidak terlalu banyak. memberikan tugas yang berlebihan tidak akan menimbulkan sika-sikap yang positif, malah mungkin menjadi sebaliknya. Kecuali tugas menyelesaikan soal-soal. Dapat pula diberikan tugas membuat atau merancang model-model, alat-alat, atau permainan yang berhubungan dengan pelajaran matematika. Misalnya melalui membaca buku mengenai alat peraga atau permainan matematika, mereka dapat menghasilkan karya-karya tersebut. Berikan kesempatan untuk mendemostrasikan kepada teman-temannya dan simpanlah hasil karya itu di Labmat. Hal-hal seperti ini akan menimbulkan kepuasan instristik dan selanjutdnya sikap posifif terhadap pelajaran matematika. BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode tidak berdiri sendiri tanpa terlibatnya metode lain. Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan dan bagaimana memilih kombinasi metode mengajar yang tepat dan dapat lebih meningkatkan hasil proses belajar mengajar. Semua metode tidak ada yang tidak baik, semua baik tergantung siapa yang memakai, siapa yang menerima, di mana tempatnya, waktunya dan kalau digunakan dengan tepat maka akan menjadi metode yang baik. Selain itu, kesuksesan guru dalam penyampaian (metode yang digunakan) sangat tergantung pada kelancaran interkasi komunikasi antara guru dan murid. Sebaliknya, ketidaklancaran komunukasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan oleh guru tersebut. Untuk itu, tentu kita sebagai calon guru, bagaimana kita harus menggunakan metode atau trik-trik yang bagus dan sesuai untuk mencapai keberhasilan dan kepuasan dalam belajar. Saran Pendidik harus pandai bergaul dengan murid-muridnya, syarat-syaratnya sebagai berikut : a. Pendidik harus penuh kasih sayang b. Tindakan pendidik harus timbul dari hati yang tulus ihklas c. Anak-anak harus menaruh kepercayaan kepada pendidik d. Pendidik harus mempunyai kekuasaan (kepribadian terhadap anak-anak) Semoga dengan metode-metode yang telah dijabarkan dapat digunakan dan dipraktekkan di kemudian hari demi tercapainya generasi yang berkualitas, unggul dan berpotensi dalam bidangnya. DAFTAR PUSTAKA TIM MKPBM, Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung : JICA, 2001 Zain, Emma, dan Sati,Dt Djka, Rangkuman Ilmu Pendidikan (Metode Pendidikan), Jakarta : PT.Mutiara Sumber Widya, 1997 Asnawari, Media Belajar, Jakarta : Ciputat Pers, 2002 KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat taufik dan hidayahnya-Nya Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas materi pembelajaran dari Belajar dan Pembelajaran yang dibimbing oleh Ibu Dosen YENI DESMAWATI, S.Si, M.Pd yang selalu tidak henti-hentinya memberikan bimbingan dan arahan kepada saya dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini dapat dijadikan pegangan mahasiswa-mahasiswi dalam proses belajar. Penulis berusaha menyajikan dalam bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para mahasiswa untuk mempermudah dalam pencapaian kompetensi dasar. Penyajian makalah dilengkapi juga dengan pembahasan-pembahasan yang cukup kompleks. Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi yang telah memberikan sumbang sarannya untuk penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan pada jilid berikutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin. Baturaja, Maret 2011 Penulis

MANFAAT LIDAH BUAYA

Manfaat aloe vera – Banyak orang yang tidak mengetahui manfaat lebih dari tanaman satu ini yaitu aloe vera atau yang biasa disebut lidah buaya. Ya memang dari segi sebutan lidah buaya agak seram, namun tidak seseram manfaat yang terkandung di dalamnya. Mulai dari tanaman ini yang memiliki lendir dan berbau ini ternyata dapat dijadikan sebagai obat dalam, obat luar, untuk kecantikan, dan lain sebagainya. Beruntung di indonesia tanaman ini tumbuh subur dan dapat di temukan di mana saja. Tengok saja di daerah dekat anda atau malah di rumah anda. - Kesehatan Dengan mengkonsumsi lidah buaya secara rutin anda akan mendapatkan manfaat besar darinya. Dari segi manfaat lidah buaya untuk kesehatan pada penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengkonsumsi lidah buaya secara rutin akan terhindar dari beberapa penyakit. Sebab tanaman yang satu ini mengandung anti inflamasi, lignin, nutrisi, kalori, karbohidrat, asam amino, lemak, air, vitamin, mineral, enzim, hormon, anti bakteri, anti kanker, anti biotik, anti septik, anti virus, anti jamur, anti infeksi, anti aterosklerosis, anti parkinson, anti pembengkakan, anti peradangan, zinc dan masih banyak lainnya. Dari segi kandungannya yang begitu besar tanaman ini mampu menangani beberapa penyakit dan dapat di gunakan sebagai obat alternatif tertentu. Misalnya dapat dijadikan sebagai obat gula darah (diabetes), mengatasi luka kulit (bisa luka bakar, jerawat, dehidrasi, dan sebagainya), memperlambat kerja virus HIV, memperbaiki sistem pencernaan, menghilangkan rasa sakit (antiseptik), bisul, kulit memar, pecah-pecah, lecet, rambut rontok, wasir, radang tenggorokan, dan masih banyak yang lainnya. selain itu antioksidan yang terkandung didalamnya dapat mencegah penuaan dini, serangan jantung, dan beberapa penyakit degeneratif. Dalam segi kesehatan tersebut jika kita rutin mengkonsumsi lidah buaya mungkin penyakit penuakit seperti di atas dapat diatasi dengan cara ini. Akan tetapi dalam mengkonsumsinya sebagai obat bervairiasi. Misalnya jika kita mengkonsumsinya dalam bentuk makanan yang sudah diolah, dalam bentuk minuman juz atau bisa saja di konsumsi secara mentah menatah. - Kecantikan Tidak tanggung tanggung manfaat lidah buaya dalam bidng kecantikan sangatlah banyak. Sebagian kecil dari manfaat lidah buaya dalam bidang kecantikan seperti menyuburkan rambut, mencegah penuaan dini, meremajakan kulit, mencegah dehidrasi kulit, menghilangkan serta mencegah jerawat, membersihkan kulit dan lain sebagainya. Dalam masalah kecantikan tanaman ini dapat dipakai sebagai obat luar atau obat dalam. Maksudnya jika dalam penggunaan luar bisa digunakan dengan cara dioleskan seperti lotion atau cream, namun jika untuk penggunaan dalam yaitu dengan cara mengkonsumsinya. Banyak orang yang telah membuktikan khasiat dari tanaman lidah buaya. Jadi tak ayal jika lidah buaya juga digunakan sebagai salah satu bahan kosmetik-kosmetik tertentu. Nah apa salahnya jika kita menggunakan tanaman yang ada di sekitar rumah kita? Selain menguntungkan bagi kita tanaman ini juga dapat digunakan sebagai tanaman hias di rumah cantik kita. T LIDAH

Rabu, 04 Januari 2012

KARAKTERISTIK VIRUS DAN JAMUR



KARAKTERISTIK :
  1. VIRUS
1.      Tidak termasuk ke dalam lingkup botani maupun zoologi, melainkan adalah suatu bentuk makhluk hidup tersendiri yang hingga kini belum diberi kingdom oleh para ahli biologi.
2.      Hanya memperlihatkan sifat-sifat hidup bila berada di dalam sel organisme atau sel induk semangnya, baik induk semangnya berupa bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan maupun hewan, karena virus di dalam media sel organisme baru mampu melakukan aktivitas metabolisme.
3.      Virus yang bersifat hidup berbentuk kristal, berarti infektif. Sedangkan virus cair bersifat mati dan tidak dapat tumbuh, berarti non infektif.
4.      Tidak memiliki inti sel dan organel-organel lainnya.
5.      DNA atau RNA yang dimilikinya melingkar-lingkar begitu saja bagai benang kusut di bagian kepalanya, tanpa sitoplasma. Perkembangbiakan virus, yakni dengan cara mereplikasi DNA atau RNA yang dimilikinya dengan bantuan DNA atau RNA sel induk semangnya.

  1. BAKTERI
1.      Bakteri termasuk di dalam kingdom (dunia / kerajaan) Monera. Adapun Monera bersel satu
2.      Punya lapisan lendir di permukaan dinding sel, fungsinya untuk melekat. Jika produksi lendir banyak dapat memadat, menebal, membentuk kapsul, fungsinya untuk melindungi diri dalam lingkungan yang tidak menguntungkan.
3.      Punya dinding sel.
4.      Punya membran plasma di bawah dinding sel, bersifat selektif permeable.
5.      Sitoplasma antara lain terdiri atas : lipid, ion anorganik dan kromatofora (pigmen warna).
6.      Prokariot (tak punya membran inti sel), namun ada bagian yang mirip nukleus yang mengental di tengah sitoplasma yakni kromosom yang berupa 1 molekul DNA, sehingga disebut nukleoid.
7.      Punya ribosom, terdiri atas protein dan RNA.
8.      Ada yang :
      a. Punya flagel : aktif bergerak (meluncur)
      b. Tidak punya flagel : pasif (ikut aliran air)
      c. Punya fili-fili :
          - fili-fili pendek : jumlah banyak, berfungsi untuk melekat
          - fili-fili panjang : jumlah sedikit, untuk konjugasi (transfer DNA antar dua
            anggota monera dengan jalan membentuk jembatan transfer).
9.      Bereproduksi dengan cara :
a.       Pembelahan binair.
b.      Membentuk tunas
c.       Fragmentasi (pematahan sel).


  1. BAKTERIOFAGE
1.      Virus penginfeksi dan penghancur bakteri (hanya mengandung DNA sebagai materi genetik). Merupakan partikel yang menyebabkan sel bakteri pecah.
2.      Struktur bakteriofage terdiri dari kepala, ekor, dan kaki serabut.
3.      Kepala terdiri dari asam nukleat yang diselubungi kapsid berbentuk polihedral.
4.      Bagian ekor menancap ke kepala. Kaki serabut merupakan perpanjangan ekor yang berfungsi untuk menancapkan diri ketubuh bakteri saat menyerang.
  1. JAMUR
1.      Merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi.
2.      Pada umumnya multiseluler (bersel banyak).
3.      Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa.
4.      Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
5.      Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen.
6.      Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, yang hanya dapat hidup pada inangnya. parasit fakultatif, adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok. atau saprofit, merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati.
7.      Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif), yaitu melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. dan aseksual (vegetatif), yaitu menghasilkan spora.

  1. KUMAN
1.      Kuman adalah organisme kecil seperti virus, bakteri, jamur, protozoa mikroskopik jahat yang dapat menyebabkan suatu penyakit atau gangguan kesehatan.
2.      Pada umumnya tidak dapat terlihat dengan mata telanjang namun ada di mana-mana.
3.      Dapat menduplikasikan / menggandakan diri dalam waktu kurang lebih 20 detik.
4.      Bisa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan ringan maupun berat pada tubuh organisme inangnya seperti manusia, hewan dan sebagainya.

  1. RICKETSIA
1.      Mengandung asam muramat dan asam diaminopimelat.
2.      Pertumbuhannya dengan pemberian sulfonamid.
3.      Dapat dihambat dengan Tetracyline dan Chloramphenicol.
4.      Dapat dihancurkan oleh panas, pengeringan dan bahan kimia bakterisidal.
5.      Organisme ini dapat bertahan saat dipasteurisasi pada suhu 60O C selama 30 menit dan dapat bertahan hidup pada susu dan kotoran kering selama berbulanbulan.

CBSA


BAB VII
CBSA


A.     Pengertian Pendekatan CBSA
Pendekatan CBSA adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dimana pendekatan ini mengutamakan keterlibatan siswa atau dengan kata lain siswa dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.
Keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan fisik yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, meragakan dan mengukur. Sedangkan contoh kegiatan fisik yang tidak dapat diamati diantaranya mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan  yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep satu dengan konsep yang lain, dan masih banyak lagi contoh kegiatan psikis lainnnya.

B.     Rasionalisasi CBSA dalam Pembelajaran
Kita telah memasuki ambang masyarakat belajar, yaitu masyarakat yang menghendaki pendidikan masa seumur hidup (Husen, 1988: 41). Untuk mempersiapkan siswa menghadapi hal tersebut, kita perlu memikirkan jawaban atas pertanyaan: cara-cara bagainanas siswa memperoleh dan meresapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang menjadi kebutuhannya? Dengan kata lain, guru hendaknya tidak hanya menyibukkan dirinya dengan kegiatan pemaksimalan penyajian isi pelajaran saja.
Untuk menjawab permasalahan yang terkadang dalam pertanyaandi atas, perlu kiranya mengkaji konsep belajar terlebih dahulu. Gage dan Berliner secara sederhana mengungkapkan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang membuat seseorang mengalami perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang diperolehnya (Gage dan Berliner, 1984: 252).
 Bertolak dari pemikiran-pemikiran yang terkandung dalam konsepsi pendidikan seumur hidup dan konsepsi belajar serta kenyataan proses pembelajaran, maka peningkatan penerapan CBSA merupakan kebutuhan yang harus segera terpenuhi. Guru hendaknya tidak lagi mengajar sekadar sebagai kegiatan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa.
Dengan penerapan CBSA, siswa diharapkan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya secara penuh, menyadari dan dapat menggunakan potensi sumber belajar  yang terdapat disekitarnya. Selan itu, siswa diharapkan lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara teratur, kritis tanggap dan dapat menyelesaikan masalah sehari-hari.

C.     Kadar CBSA dalam Pembelajaran
Mc. Keachie mengemukakan dan dimensi proses pembelajaran yang mengakibatkan terjadinya kadar ke CBSA-an. Adapun dimensi-dimensi yang dimaksud adalah:
a.       Partisipasi siswa dalam menerapkan tujuan kegiatan pembelajaran.
b.       Tekanan pada aspek afektif dalam belajar.
c.       Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi siwa.
d.      Kekohesifan (kekompakan) kelas sebagai kelompok.
e.       Kebebasan atau lebih tepat kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah.
f.        Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan sekolah/ pembelajaran .

D.    Rambu-rambu Penyelenggara CBSA
Hakikat CBSA adalah keterlibatan intelektual emosional siswa secara optimal dalam proses pembelajaran dan setiap proses pembelajaran memiliki kadar CBSA yang berbeda-beda. Agar kita dapat menentukan kadar CBSA dari suatu proses pembelajaran, maka perlu mengenal terlebih dahulu rambu-rambu penyelenggaraan CBSA. Rambu-rambu CBSA adalah gejala-gejala yang tampak pada perilaku siswa dan guru baik di dalam program maupun dalam proses pembelajaran.
Rambu-rambu penyelenggaraan CBSA adalah sebagai berikut:
a.       Kuantitas dan kualitas pengaman yang membelajarkan, meliputi antara lain:
-         Kuantitas dan kualitas aktivitas yang melibatkan siswa untuk belajar langsung dari pengalaman belajar yang diciptakan.
-          Kuantitas dan kualitas bahan pembelajaran yang memberikan pengelaman belajar kepada siswa untuk memperoleh dan menemukan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan.
b.      Prakarsa dan keberanian siswa dalam mewujudkan minat, keinginan dan dorongan-dorongan yang ada dalam dirinya.
c.       Keberanian dan keinginan siswa untuk ikut serta dalam proses pembelajaran.
d.      Usaha dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.
e.       Keinginan yang ada pada diri siswa.
f.        Rasa lapang dan bebas yang ada pada diri siswa.
g.       Kuantitas dan kualitas usaha yang dilakukan guru dalam membina dan mendorong kreativitas siswa.
h.       Kualitas guru sebagai innovator dan fasilitator.
i.         Tingkat sikap guru yang tidak mendominasi dalam proses pembelajaran.
j.        Kuantitas dan kuallitas metode dan media yang dimanfaatkan guru dalam proses pembelajaran.
k.      Keterikatan guru terhadap program pembelajaran.
l.         Variasi interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
m.     Kegiatan dan kegembiraan siswa dalam belajar.
Adapun kelebihan pendekatan CBSA ini adalah proses belajar mengajar baru bisa berhasil jika guru memiliki kewibawaan (dalam kelas) baik dari segi tampilan, posisi duduk dan dalam hal tutur sapa / perkataan.serta menguasai materi dan media yang akan digunakan. Adapun kekurangan pendekatan CBSA adalah sebagai berikut:
1.      Tidak terjamin dalam melaksanakan keputusan.
2.      Kegiatan diskusi tidak berjalan secara efektif.
3.      Mensyaratkan siswa untuk memiliki keterampilan berdiskusi.
4.      Membentuk pengaturan tempat duduk.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila menggunakan pendekatan ini dalam proses pembelajaran maka siswa yang pandai akan semakin pandai dan bagi siswa yang kurang pandai akan semakin terbelakang.

E.     Penerapan CBSA
Peningkatan kadar CBSA dari suatu proses pembelajaran berarti pula mengarahkan proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa atau dengan kata lain menciptakan pembelajaran berdasarkan siswa. Konsekuensi yang harus diterima dari adanya pembelajaran berdasarkan siswa adalah:
1.      Guru merupakan seorang pengelola (manager) dan perancang (designer) dari pengalaman belajar.
2.      Guru dan siswa menerima peran kerjasama (partnership).
3.      bahan-bahan pembelajaran dipilih berdasarkan kelayakannya.
4.      Penting untuk melakukan identifikasi dan penuntasan syarat-syarat belajar (learning requirements).
5.      Siswa dilibatkan dalam pembelajaran.
6.      Tujuan ditulis secara jelas.
7.      Semua tujuan diukur/dites. (Gale, 1975: 204)
Adanya konsekuensi dari penerapan pembelajaran berdasarkan siswa yang akan dapat meningkatkan kadar CBSA suatu proses pembelajaran, lebih jauh menuntut agar guru: (i) memiliki khasanah pengetahuan yang luas tentang teknik/cara penampaian atau system penampaian, dan (ii)memiliki criteria tertentu untuk memilih system penyampain yang tepat untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran.
Seperti yang dikemukakan oleh Ausubel (1978), untuk dapat melihat lebih jelas kadar ke-CBSA-an dan kebermaknaan suatu proses pembelajaran, ada dua dimensi yang dapat dipertentangkan. Adapun contoh-contoh tersebut adalah:
1.      Tabel perkalian
2.      Penerapan formula (rumus) untuk pemecahan masalah.
3.      Pemecahan teka-teki
4.      Kerja laboratoris sekolah
5.      Ceramah atau penyajian buku teks pada umumnya.
6.      Penelitian atau hasil intelektual rutin pada umumnya.
7.      Klasifikasi keterhubungan antarkonsep.
8.      Pembelajaran audio-tutorial yang dirancang dengan baik.
9.      Penelitian ilmiah.

F.      Pendekatan Keterampilan Proses sebagai bagian dari CBSA
1.      Rasionalisasi Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pengajaran
Tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran ini mengandung makna untuk meletakkan landasan bagi belajar seumur hidup. Tujuan ini harus tercapai, kalau kita ingin memenuhi tuntutan percepatan perubahan yang berlangsung terus-menerus. Pada masa sekarang ini, bukanlah waktunya lagi bagi guru untuk menjadi orang pertama-tama yang bertindak sebagai komunikator “fakta-fakta konsep, dan prinsip-prinsip yang mantap”.
Premis pertama, mengungkapkan bahwa siswa belajar sesuatu bukan karena hal yang dipelajari menarik atau menyenangkan baginya tetapi siswa belajar hanya ingin menghindarkan diri dari ketidaksenangan bila ia tidak belajar. Dengan kata lain pada tahap ini siswa mengalami keterpaksaan dalam belajar.
Premis kedua, mengungkapkan bahwa guru merupakan motor penggerak yang membuat siswa terus-menerus belajar, dari pihak siswa tiada kegiatan belajar spontan.
Apabila perubahan lebih lanjut, kita akan tiba pada kesimpulan bahwa penerapan PKP dalam kegiatan pembelajaran didasarkan pada hal-hal berikut:
a.       Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Percepatan perubahan IPTEK ini,tidak memngkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunyaorang yang menyalurkan semua fakta dan teori-teori.
b.      Pengalaman intelektual, emosional dan fisik dibutuhkan agar didapatkan hasil belajar yang optimal
Ini berarti kegiatan pembelajaran yang mampu membri kesempatan kepada siswa memperlihatkan unjuk kerja melalui sejumlah keterampilan memproses semua fakta, konsep dan prinsip sangat dibutuhkan. .
c.       Penanaman sikap dan adaptasi sebagai pengabdi pencarian abadi kebenaran ilmu
Hal ini menuntut adanya pengenalan terhadap tat cara pemrosesan pemerolehan kebenaran ilmu yang bersifat kesementaraan.
2.      Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses dan Keterkaitannya dengan CBSA
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa (Depdikbud, 1986 b: 7).
a.       pendekatan keterampilan proses memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan.
b.      Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan.
c.       Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus. (Funk, 1985: xiii)
3.      Jenis-jenis Keterampilan dalam Keterampilan Proses
Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (basic skill). Keterampilan-keterampilan dasar ini terdiri dari enam keterampilan yakni:
a.       Mengobservasi
Melalui kegiatan observasi, kita belajar tentang dunia sekitar kita yang fantastis. Manusia mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan pancaindera: penglihatan, pendengaran, perabaan peniuman dan perasa/pengecap.
Mengamati memiliki dua sifat utama yaitu sifat kualitatif dan sifat kuantitatif. Mengamati bersifat kualitatif apabila dalam pelaksanaanya hanya menggunakan pancaindera untuk mendapatkan informasi. Contoh kegiatan mengamati yang bersifat kualitatif adalah menentukan warna (penglihatan), mengenali suara (pendengaran), membandingkan rasa (pengecap), menentukan kasar halus suatu objek (perabaan) dan membedakan bau suatu objek (penciuman).
Mengamati bersifat kuantitatif apabila dalam pelaksanaanya selain mengunakan pancaindera, juga menggunakan peralatan lain yang memberikan informasi khusus dan cepat. Contoh kegiatan mengamati yang bersifat kuantitatif adalah menghitung panjang ruang kelas dengan satuan ukuran tegel, menentukan suhu air dengan menggunakan termometer.
b.      Mengklasifikasi
Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud. Contoh kegiatan yang menampakan keterampilan mengklasifikasi adalah mengklasifikasikan makhluk hidup selain manusia menjadi dua kelompok: binatang dan tumbuhan, mengklasifikasi binatang menjadi binatang beranak dan bertelur.
c.       Mengkomunikasikan
Komunikasi yang efektif, jelas dan tidak samara-samar menggunakan keterampilan-keterampilan yang perlu dalam komunikasi, hendaknya dilatih dan dikembangkan pada diri siswa.
Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual atau suara visual. Contoh kegiatan dari keterampilan mengkomunikasikan adalah mendiskusikan suatu masalah, membuat laporan, membaca peta dan kegiatan lain yang sejenis.
d.      Mengukur
Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh kegiatan yang menampakan ketereampilan mengukur antara lain: mengukur panjang garis, mengukur berat badan.
e.       Memprediksi
Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tdentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan.
f.        Menyimpulkan
Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui. Kegiatan-kegiatan yang menampakan keterampilanmenyimpulkan antara lain: berdasarkan pengamatan diketahui bahwa api lilin mati setelah ditutup dengan gelas rapat-rapat, siswa dapat menyimpulkan bahwa lilin dapat menyala apabila ada oksigen.
Keterampilan-keterampilan proses yang perlu dikembangkan, tidak dapat dikembangkan pada semua bidang studi untuk semua keterampilan yang ada. Pembahasan menyangkut mengapa suatu keterampilan proses penting dikembangkan, pengertian keterampilan proses tersebut dan kegiatan-kegiatan yang menunjukan penampilan dan keterampilan proses tersebut.
4.      Penerapan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
Penerapan PKP dalam pembelajaran bukan merupakan hal yang mengada-ada, akan tetapi merupakan hal yang wajar dan harus dilaksanakan oleh setiap guru dalam pembelajarannya. Untuk dapat menerapkan PKP dalam pembelajaran, kita perlu mempertimbangkan dan memperhatikan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran.


Pertanyaan:
1.      Apa yang dimaksud dengan pendekatan CBSA?
Jawab: Pendekatan CBSA merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dimana pendekatan ini mengutamakan keterlibatan siswa atau dengan kata lain siswa dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.
2.      Jelaskan maksud dari pernyataan pada premis pertama!
Jawab: Premis pertama, mengungkapkan bahwa siswa belajar sesuatu bukan karena hal yang dipelajari menarik atau menyenangkan baginya tetapi siswa belajar hanya ingin menghindarkan diri dari ketidaksenangan bila ia tidak belajar. Dengan kata lain pada tahap ini siswa mengalami keterpaksaan dalam belajar.