Rabu, 04 Januari 2012

HAKIKAT ANAK DIDIK


BAB VIII
HAKIKAT ANAK DIDIK


A.     Hakikat Anak Didik sebagai Manusia
Tuhan menciptakan makhluk yang mengisi dunia fana ini atas berbagai jenis dan tingkatan. Dari berbagai jenis dan tingkat makhluk Tuhan tersebut manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai kelebihan. Dan anak didik juga sebagai manusia. Karena manusia adalah kunci utama dalam kegiatan pendidikan maka perlu dijelaskan lagi hakikat manusia dalam kehidupan. Anak didik sebagai salah satu komponen pendidikan dalam hal ini memerlukan perhatian yang cukup serius, terlebih anak didik berkedudukan sebagai subjek dalam pendidikan.
Dalam hal ini, ada beberapa pandangan mengenai hakikat manusia, yaitu:
1.      Pandangan Psikoanalitik
Tokoh psikoanalitik (Hansen, Stefic, Wanner, 1977) menyatakan bahwa manusia pada dasarnya digerakan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instingtif. Tingkah laku seseorang ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis yang sudah ada pada diri seseorang, selanjtnya Sigmund Freud mengemukakan bahwa struktur kepribadian seseorang terdiri dari tiga komponen yakni: ide, ego dan super ego.
Id atau das es adalah aspek biologis kepribadian yang original. Id ini meliputi berbagai insting manusia yang mendasari perkembangan individu. Ego merupakan aspek psikologis kepribadian yang timbul dari kebutuhan organism untuk dapat berhubungan dengan dunia luar secara realistis. Super ego adalah aspek sosiologis yang merupakan wakil nilai-nilai serta cita-cita masyarakat menurut tafsiran orangtua kepada anak-anaknya yang diajarkan dengan berbagai perintah dan larangan..

2.      Pandangan Humanistik
Tokoh Humanistk (Rogers)  berpendapat bahwa manusia itu memiliki dorongan untuk menyerahkan dirinya sendiri ke arah positif, manusia itu rasional, tersosialisasikan dan dapat menentukan nasibnya sendiri.
Pandangan Adler (1954) yang juga pendukung pandangan humanistic, berpendapat bahwa manusia tidak semata-mata digerakkan oleh dorongan untuk memuaskan  dirinya sendiri, namun digerakan oleh rasa tanggungjawab sosial serta oleh kebutuhan untuk mencapai sesuatu.
3.      Pandangan Martin Buber
Martin Buber berpendapat bahwa manusia tidak dapat dikatakan pada dasarnya ini atau itu. Manusia merupakan suatu keberadaan (eksistensi) yang berpotensi yang sifanya terbatas.
4.      Pandangan Behaviouristik
Kaum ini menganggap bahwa manusia sepenuhnya adalah makhluk yang tingkah lakunya dikontrol oleh factor-faktor yang datang dari luar dan lingkungan adalah penentu tunggal dari tingkah laku manusia.
Beberapa pandangan mengenai hakikatt mannusia, kalau dianalisis secara mendalam, dapat membantu dalam upaya pemahaman terhadap diri anak didik. Hakikat anak didik adalah manusia dengan segala dimensinya seperti diuraikan melalui berbagai pandangan tentang manusia (manusia adalah sentral dalam setiap aktivitas).

B.      Anak Didik sebagai Subjek Belajar
Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Siswa akan menjadi factor utama penentu, sehinngga menuntut dan dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Anak didik dikatakan sebagai subjek belajar karena dalam proses belajar mengajar yang diperhatikan pertama kali adalah siswa atau anak didik.
Masa sebagai anak didik senantiasa merupakan fase yang berproses untuk menemukan eksistensi kedirianya secara utuh. Perwujudan interaksi guru dan siswa harus lebih banyak berbentuk pemberian motivasi agar siswa merasa bergairah, semangat, potensi dan kemampuan yang dapat meningkatkan harga dirinya.  Anak didik secara kodrati telah memiliki potensi dan kemampuan. Oleh karena itu, lebih tepat kalau siswa diakatakan sebagai subjek belajar mengajar.

C.     Kebutuhan Siswa
Adapun yang menjadi kebutuhan siswa antara lain dapat disebutkan di bawah ini:
  1. Kebutuhan Jasmani
Hal ini berkaitan dengan tuntutan siswa yang bersifat jasmaniah, baik yang menyangkut kesehatan jasmani yang dalam ini menjadi materi utama.
  1. Kebutuhan Sosial
Pemenuhan keinginan untuk saling bergaul sesama siswa dan guru serta orang lain merupakan salah satu untuk memenuhi kebutuhan sosial anak didik. Dalam hal ini sekolah harus dipandang sebagai lembaga tempat para siswa belajar, bergaul dan beradaptasi dengan lingkungannya.
  1. Kebutuhan Intelektual
Setiap siswa tidak sama dalam hal minat untuk mempelajari suatu ilmu pengetahuan. Minat tidak dapat dipaksakan jika ingin mencapai hasil belajar yang optimal.
Robert J. Havigurst dalam bukunya “Human Development and Education” mengemukakan suatu cara untuk memenuhi kebutuhan anak didik. Menurut tokoh ini bahwa setiap orang harus dapat memenuhi tugas-tugas tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Pemenuhan tugas-tugas tertentu ini disebut dengan istilah “development tasked”
Ada beberapa Developmment tasked yang harus dipenuhi setiap indiividu manusia sebagai subjek belajar, yaitu antara lain:
a.       Memahami dan menerima baik keadaan jasmani.
b.      Memperoleh hubungan yang memuaskan dengan teman-teman sebaya.
c.       Mencapai hubungan yang lebih matang dengan orang dewasa.
d.      Mencapai kematangan emosional.
e.       Menuju kepada keadaan berdiri sendiri dalam lapangan financial.
f.        Mencapai kematangan intelektual.
g.       Membentuk pandangan hidup.
h.       Mempersiapkan diri untuk mendirikan rumah tangga sendiri.

D.    Pengembangan Individu dan Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya. Dengan demikian penentuan tujuan pembelajaran itu sebenarnya harus dikaitkan atau disesuaikan dengan keadaan karakteristik siswa itu sendiri.
Karakteristik siswa ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan:
  1. Karakteristik keadaan yang berkenaan denga kemampuan awal.
  2. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial.
  3. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian.
Adapun karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa antara lain:
  1. Latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan
  2. Gaya belajar
  3. Usia kronologis
  4. Tingkat kematangan
  5. Spektrum dan ruang lingkup minat
  6. Lingkungan sosial ekonomi
  7. Hambatan-hambatan lingkungan dan kebudayaan
  8. Intelengensia
  9. Keselarasan dan attitude
  10. Prestasi belajar
  11. Motivasi dan lain-lain
Di samping data dan keterangan-keterangan di atas, guru dalam peranannya sebagai pendidik, pembimbing dan pengganti orang tua di sekolah, perlu mengetahui data-data pribadi dari anak didiknya.
Cara yang bisa digunakan oleh guru dalam mendapatkan data atau keterangan-keterangan mengenai keadaan dan karakteristik siswa tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Menggunakan berbagai jenis tes
  2. Melakukan observasi
  3. Mengunjungi rumah
  4. Menggunakan angket

Tidak ada komentar:

Posting Komentar