Senin, 09 Januari 2012

KURIKUKULUM MUATAN LOKAL

KURIKULUM MUATAN LOKAL A. Latar belakang Indonesia terdiri dari 3500 buah pulau yang dihuni oleh bebegai suku bangsa yang mempunyai berbagai macam adat-istiadat ,bangsa ,kebudayaan ,agam ,kepercayaan ,dan sebagainya. Penyusunan kurikulum atas dasar acuan keadaan masyarakat di indonesiakat tersebut disebut “Kurikulum muatan local”.kurikulum muatan local keberadaan di Indonesia telah di kuatkan dengan surat keputusan. Kurikulum mengacu pada: 1. Lembaga Pendidikan di bawahnya 2. Lembaga pendidikan di atasnya 3. Masyarakat B. Pengertian Muatan Lokal Menurut surat sebelumnya yang dimaksud dengan kurikulum muatan local ialah program pendidikan yang isi dan media penyampaianya dikatkan dengan lingkungan alam dan lingjungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid di daerah itu. 1. Lingkungan Alam Fisik a) lingkungan fisik alami ,misalnya : daerah rural,urban,semirural, dan semiurban. b) lingkungan fisik buatan,misalnya:lingkungan dekat pabrik,pasar, pariwisata, jalan besar, pelabuhan , dan sebaginya. 2. Lingkungan masyarakat Dalam lingkungan masyarakat ini menurut Prof.A. Sigit terdapat dalam tujuh lapangan hidup,yaitu : a) Masyarakat yang berlapangan dalam bidang ekonomi . b) Masyarakat yang berlapangan hidup di bidang politik. c) Masyarakat yang berlapangan hidup di bidang keagamaan d) Masyarakat yang berlapangan hidup di bidang ilmu pengetahuan e) Masyarakat yang berlapangan hidup di bidang olahraga f) Masyarakat yang berlapangan hidup di bidang kekeluargaan C. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan .adapun yang langsung dapat di paparkan dalam muatan local atas dasar tujuan tersebut diantaranya ialah : 1. Berbudi pekerti luhur : sopan santun di samping sopan santun nasional. 2. Berkepribadian: punya jati diri-punya kepribadian daerah disamping kepribadian nasional. 3. Mandiri : dapat mencukupi diri sendiri tanpa bantuan orang lain. 4. Terampi l:menguasai 10 segi PKK di daerahnya. 5. Beretos kerja : cinta akan kerja ,berkarya ,dapat menggunakan waktu terulang untuk bebuat yang berguna. 6. Professional : dapat mengerjakan kerajinan yang khas daerah. 7. Produktif : dapat berbuat sebagai produsen dan bukan hanya sebagai konsumen. 8. Sehat jasmani dan rohani:karma suka bekerja dengan sendirinya akan menjadi sehat jasmani dan rohani. 9. Cinta lingkungan:karma memerhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan maka denga sendirinya akan cinta lingkugan yang akhirnya akan cinta tanah air. 10. Kesetiawaan social: dalam hal berkarya manusia selalu membutuhkan,teman kerja, oleh karenanya akan terjadi situasi kerja sama atau gotong royong. 11. Kreatif inovatif untuk hidup: karma tidak pernah menyiakan waktu terulang ,yang bersangkutan selalu akan berbuat secara ndregil,dapat rezki, akibatnya menjadi orang yang ulet , tekun, rajin,dan sebagainya. 12. Mementingkan pekerjaan yang peraktis: menghilangkan gaps antara lapangan tiori dan praktek. 13. Rasa cinta budaya/tanah air. 1. Sumber Bahan Muatan Lokal Sesuai dengan adanya berbagai sumber bahan ajar,sumber bahan muatan local pun dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut : a) Narasumber 1. Guru itu sendiri yang mungkin yang sudah mempunyai berbagai pengalaman dan berbagai keterampilan. 2. Peserta didik itu sendiri: Yaitu berbagai keahlian seperti pada butir a, dan beberapa keterampilan bawaan dari rumah. 3. Narasumber yang lain yang ada di sekitar yang mungkin dapat didatangi maupun didatangkan. b) Software Sofwer yaitu suatu sumber bahn yang terdapat pada berbagai tulisan,misalnya buku cara bertanam,berternak,cara membuat DSB.Mungkin juga berupa berbagai macam film dokumentasi yang sengaja dibuat untuk berbagai sumber bahan muatan local. c) Hardware Hardwere yaitu suatu bahan ajaran yang sifatnya dapat diamati dan daoat diraba ,misalnya keris, tombak dan sebaginya. d) Lingkungan Berbagai sumber bahan ajaran yang ada di sekitar yang biasanya bersifat histories, misalnya : museum, monument, adat istiadat dan sebagainya. e) Berbagai hasil diskusi oleh berbagai pakar atau narasumber yang relevan. Untuk menentukan bahan selanjutnya perlu adanya permetaan daerah muatan local yang ada.. 1. Garis-Garis besar program pengajaran yang berlaku. 2. Sumber daya yang bersedia. 3. Kekhasan lingkungan alam, lingkungan social, budaya, daerah, dan kebutuhan daerah. 4. Mobilitas murid. 5. Perkembangan dan kemamouan murid. 6. Narasumber yang ada. 2. Sistem Penyampain Dalam memilih suatu metode mengajar tergantung pada: a. Jumlah siswa Siswa akan terbagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan minat mereka.Kemungkinan besar pilihan siswa putri akan lain dengan pilihan siswa putra b. Sifat bahan Bahan muatan local akan mempunyai cirri khas kalo dibandingkan dengan bahan luar muatan local mereka.diantaranya cirri-ciri tersebut ialah: 1. Luas dan urutan bahan tidak kaku. 2. Sebagian besar bahan ajar pelaksanaanya dapat diberikan secara ekstrakulikuler. 3. Guru terdiri atas berbagai nara sumber yang mungkin tidak berprofesi guru. 4. Sebagian besar bahan muatan local dapat dilaksanakn metode :karya wisata,drill,demonstrasi,learn in by doing, sosiodrama bahkan dilaksanakan dengan mengikuti kursus di luar sekolah. Disarankan dalam pelaksanaan metode mengajar memerhatikan hal-hal sbb: Pendekatan : Pedagogis psikologis Strategi : CBSA,problem solving Situasi : Kondusif Bentuk : Membangkitkan c. Media Yang Tersedia Karena bahan beraneka ragam maka perlu adanya berbagai macam media. d. Kesiapan guru Di sekolah dasar pada dasarnya adalah guru kelas.sedangkan guru bidang studi hanya ada dua ,yaitu guru bidang studi agama dan guru bidang studi olahraga. e. Waktu pelaksanaan Dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran atau secara ekstrakulikuler pengawasanya memeng sulit, lagi pula akan terbentur dengan biaya dan belum tentu ada kursus yang siap untuk setiap daerah, terutama pada daerah-daerah terpencil. f. Situasi Situasi setempat memang kadang-kadang bersifat situasional dan kondisional dan kadang-kadang ada daerah yang kaya akan bahan muatan local dan kadang-kadang ada kota-kota besar yang sulit menentukan bhan muatan lokalnya,terutama untuk daerah-daerah elit. 3. Kendala Atau Rintangan Sesuai dengam flow chart pada PROSES PEMBELAJARAN maka Kendal-kendalanya dapat dilihat dari berbagi sudut sebagai berikut : Peserta didik : Minat dan kebutuhan peserta didik sangat heterogen Guru : Baik kuantitas maupun kualitas sangat minim terutama dalam hal metodeloginya. Administrasi : administrasi kurikulum agak ruwed ,penjadwalan ruwed ,lalu lintas nilai berliku-liku Prasarana : buku belum siap, silabus/GBPP belum pernah ada (baru disiapkan),dana yang mendukung belum jelas. Kurikulum :sesuai dengan namany kurikulum muatan local,maka dengan sendirinya setiap daerah mempunyai kurikulum yang berbeda-beda. D. Pengembangan Muatan Lokal Proses pembelajaran disekolah dapat dilaksankan secara instrukkulikuler , kokurikuler,dan ekstrakulikuler. Karena bahan muatan local sifatnya mandiri dan tidak terikat oleh pusat , maka peranan guru dalam melaksanakn proses pembelajaran dalam muatan local ini sangat menentukan . Untuk melaksanakan pengembamgan ,langkah-langkahnya dapat ditempuh sebagai berikut : a. Menyusun perencanaan muatan local. b. Melaksanakn pembinaan. c. Merencanakan pengembangan 1. Menyusun perencanaan muatan local. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran selalu menyagkut berbagai unsure atau komponen yang saling terkait.begitu pula dalam menyusun perencanaan muatan local juga akan menyangkut berbagai sumber; seperti pengajar, metode, media, dana, dan evaluasi.merencanakan bahkan muatan lokalyang akan diajarkan , langkah-langkahnya dapat ditempuh sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi segala sesuatu yang mungkin dapat dijadikan bahan muatan local. 2) Menyeleksi bahan muatan local dengan criteria sebagai berikut : a. sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik. b. tidak bertentengan dengan pancasila dan berbagai peraturan adat-adat yang berlaku. c. letaknya terjangkau dari sekolah. d. ada narasumber baik di dalam maupun diluar sekolah. e. bahan/kegiatan tersebut merupakan cirri khas di daerah itu. 2. Pembinaan dan pengembangan muatan local Meskipun muatan local telah direncanakan dengan terapi mungkin,tetapi dalam pelaksanaanya tentu akan mengalami berbagai hambatan. Atas dasar berbagai pengalaman bagi si pelaksana dan berbagai sarana,kritik,dan anggapan yang merupakan bahan masukan yang sangat berguna bagi revisi bahan muatan local selanjutnya. 3. Pengembangan Muatan local Ada dua pengembangan dalam muatan local ,yaitu: a. pengembangan untuk jangka jauh ,dan b. pengembangan untuk jangka pendek Pengembangan jangka jauh dilaksanakan secara berurutan atau berkesinambungan dari berbagai muatan local yang pernah ada di sekolah-sekolah bawahnya.Jadi perkembangan muatan local dalam jangka jauh ,agar para siswa dapat melatih keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan harapan nantinya.Dapat membantu dirinya sendiri ,keluarga, masyarakat yang akhirnya dapat membantu nusa dan bangsanya. Sedangkan muatan local dalam jangka pendek dapat di lakukan oleh sekolah setempat dengan cara ; menyusun kurikulum muatan local kemudian menyusun GBPP-nya dan direvisi setiap saat .Dalam pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu diperhatikan ,yaitu: a. Perluasan muatan local Dasarnya adalah bahan muatan local yang ada di daerahnya itu yang terdiri dari berbagai jenis muatan local.misalnya:pertanian kalau sdah dianggap cukup ganti perternakan, perikanan, kerajinan,dan sebagainya. b. pendalaman muatan local Dasarnya adalah bahan muatan local yang sudah ada kemudian diperdalam, misalnya:masalah pertanian dibicarakan dan dilaksanakan mengenai bagaimana cara. 4. Pola kehidupan dalam lingkungan alam, dipilih unsur – unsurnya yang perlu dalam program pendidikan kemudian di buat GBPP. E. Evaluasi dealam muatan local Ada dua macam evaluasi dalam pelaksanaan muatan local yaitu: 1. Evaluasi program muatan local ,dan 2. Evaluasi hasil belajar muatan local Untuk evaluasi program muatan local ada 3 langkah: 1. Refletive Evaluation Refletive evaluation pada muatan local yang dievakuasi program muatan local sebelum dilaksanakan di lapangan.Oleh karma yang dievakuasi adalah :konsepnya yang berdasar landaskan tiori ,pengalaman-pengalaman ,berbagai hasil penelitian,argumentasi,pengarahan para pakar, dan pejabat, acuan dari berbagai sumber dan sterusnya, yang kemudian melahirkan surat keputusan Mendikbut No.0412/U/1987 tertanggal 11 Juli 1987. Evaluatornya sebagian besar para penyusun konseo itu sendiri. 2. Formative Evalution Formative Evaluation pada program muatan local yaitu mengevaluasi pada program muatan local pada waktu program tersebut baru dilaksanakan .sesunggiuhnya untuk keperluan ini telah terbit buku petunjuk penerapan muatan local kurikulum di sekolah, tetapi pelaksanaanya masih banyak mengalami berbagai kesulitan. Oleh karena itu menurut penukis perlu: a) Diadakan try-out pada beberapa sekolah yang dapat dianggap representative (mewakili) sekolah lai di daerah itu. Dalam try-out ini akan ditemukan kendala dalam pelaksanaanya.misalnya kesiapan guru, kejelasan, penerapan petunjuk, sarana,dan system penyampaian dana. b) Atas dasar masukan dari butiran maka perlu tidaknya revisi program sesuai dengan kenyataanya. c) Setelah direvisi, baru diadakan desiminasi (perluasan) kesekolahj-sekolah yang lebih luas yang memounyai program muatan local yang sejenis. Para evaluator terdiri atas :para komseptor, guru , supervisor, dan narasumber yang relevan. 3. Summative Evaluation Summative Evaluation dalam muatan local ialah mengevaluasi setel.ah program tersebut selesai dilaksanakan secara menyeluruh. Yng dievaluasi ialah berbagai kegiatan yang ada pada program tersebut disesuaikan dengan tujuan program muatan local yang telah digariskan sebelumnya. Tetapi bagi program studi yang tidak tercantum dalam GBPP dan dilaksankan secara ekstrakulikuler , kiranya berbagi pertamyaan seperti berikut yang perlu dijawab: a) Siapa yang menilai program muatan local tersebut? Jawabanya, yang menilai ialah yang mengajar, yaitu guru-guru bdan berbagai orang yang terlibat dalam proses pembelajaran muatan local. b) Apakah yang dinilai ? Yang dinilai dapat berupa: - Hasil akhir yang berupa hasil nyata dari berbagai pekerjaan (baik hasil konkret maupun yang abstrak) - Prosesnya c) Bagaimana cara menilainya? Bagi program muatan local yang sesuai dengan pokok bahsan dengan GBPP depdiknas sudah ada aturanya d) Kapan mulai penilaian? Penilaian baik secara individual maupun secara kelompok dilakukan setiap saat. e) Bagaimana Standar Penilaian? Standar penilaian program muatan local tergantung pada jenis bidang studinya . untuk bidang studi pertanian, lain dengan peternakan, perikanan, kerajinan,dan sebagainya. KESIMPULAN Kebudayaan nasional yang di dukung oleh berbagai nilai kebudayaan daerah yang luhur beradap, merupakan nilai jati diri yang menjiwai perilaku manuasia dan masyarakat segenap aspek kehidupan, baik dalam lapangan industri, kerajinan, industri rumah tangga, jasa pertanian ( agro industri dan agro bisnis ), perkebunan, perikanan, peternakan, pertahian holtikultural ( sdayur – sayuran, buah – buahan, tanaman hias dan tanaman obat – obatan ), kepariwisataan, pemeliharaan lingkungan hidup sehingga terjadi kesesuaian, keselarasan, dan keseimbangan yang dinamis. Kurikulum selain mengacu pada karakteristik peserta didik, perkembangan ilmu dan teknologi pada zamannya juga mengacu kepada kebutuhan – kebutuhan masyarakat. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii PEMBAHASAN A. Latar Belakang 1 B. Pengertian Muatan lokal 1 C. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal 2 D. Pengembangan Muatan Lokal 6 E. Evaluasi dalam Muatan Lokal 8 KESIMPULAN 11 DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan resume tentang “ Kurikulum Muatan Lokal dalam pembelajaran”, Penulisan resume adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Pengembangan Kurikulum. Dalam Penulisan resume ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan resume ini. Batu Raja, 07 Mei 2011. Penyusun, DAFTAR PUSTAKA Dakir ,Prof. Drs. H. ( 1985 ). Perencanaan dan pengembangan. Jakarta : Rhineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar